Indonesia dan 4 Negara ASEAN Usulkan Kebaya Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

9 Februari 2023 12:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lima negara ASEAN usulkan kebaya ke ICH UNESCO sebagai nominasi bersama tahun 2023.  Foto: Kemendikbudristek
zoom-in-whitePerbesar
Lima negara ASEAN usulkan kebaya ke ICH UNESCO sebagai nominasi bersama tahun 2023. Foto: Kemendikbudristek
ADVERTISEMENT
Indonesia akhirnya bergabung dengan empat negara tetangga untuk membawa kebaya ke UNESCO.
ADVERTISEMENT
Lima negera di ASEAN, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand membentuk hubungan budaya bersama (shared culture) tentang kebaya sebagai busana tradisional perempuan.
Kelima negara ini sepakat mengusulkan kebaya ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) atau warisan budaya tak benda ke The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid mengatakan, proses pengusulan dimulai ketika Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Sri Ismail Sabri bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Jakarta, pada 2021.
Pertemuan ini membicarakan berbagai peluang kerja sama di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang kebudayaan.
“Termasuk membicarakan terkait pengusulan bersama bagi beberapa warisan budaya tak benda yang memiliki sejarah shared culture, salah satunya kebaya. Setelah berdiskusi kemudian disepakati mengajak negara anggota ASEAN lain yang juga memiliki tradisi kebaya untuk bergabung dalam nominasi bersama kebaya,” kata Hilmar dalam rilis yang diterima kumparan, Kamis (9/2).
Lima negara ASEAN usulkan kebaya ke ICH UNESCO sebagai nominasi bersama tahun 2023. Foto: Kemendikbudristek
Pengusulan ini dilakukan melalui mekanisme nominasi bersama (joint nomination). Mekanisme tersebut dikembangkan oleh UNESCO pada tahun 2008 sebagai salah satu upaya untuk merealisasikan tujuan Konvensi UNESCO 2003 (Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage), yaitu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati keragaman budaya dan memberikan pengakuan yang semestinya, terhadap praktik dan ekspresi komunitas di seluruh dunia dalam upaya pelindungan warisan budaya takbenda.
ADVERTISEMENT
Hilmar menegaskan, penetapan elemen budaya ke dalam daftar ICH bukanlah pengakuan terhadap suatu negara atas hak paten atau hak kekayaan intelektual warisan budaya, melainkan kontribusi negara pihak (pengusul) dalam mempromosikan keberagaman budaya dan mendorong dialog antar komunitas.
“Dengan semangat demikian, diharapkan dapat mendorong terwujudnya perdamaian internasional,” tutur Hilmar.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid (batik abu): Kemendikbudristek
Menindaklanjuti proses nominasi bersama itu, pemerintah melalui Kemendikbudristek akan menyelenggarakan kegiatan Workshop Pengusulan Kebaya Sebagai Nominasi Bersama 2023 di Jakarta.
Tujuan kegiatan ini untuk mempererat hubungan kerja sama di bidang kebudayaan di antara negara ASEAN melalui pengisian bersama naskah nominasi Kebaya.
Diharap Hilmar, dengan workshop ini dapat memberikan gambaran bagi komunitas di dalam negeri mengenai tujuan ICH UNESCO.
“Sehingga tidak lagi terjadi kesalahpahaman yang menganggap bahwa ICH UNESCO adalah pengakuan terhadap asal-usul suatu Warisan Budaya Tak Benda atau pengakuan terhadap hak paten/hak kekayaan intelektual, melainkan untuk secara harmonis melindungi warisan budaya bersama tersebut,” ucap Hilmar.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini juga dapat menjadi bagian dari momentum Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 untuk memainkan peran penting dalam memperkuat kolaborasi di antara negara-negara anggota ASEAN dan mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan kawasan.

Sempat Heboh 2022

Pendaftaran kebaya ke UNESCO sempat heboh pada November 2022. Sebab, kala itu, Malaysia bersama tiga negara tetangga — minus Indonesia — berniat mendaftarkan kebaya ke UNESCO.
Hal ini memicu pertanyaan masyarakat mengingat Indonesia juga memiliki budaya kebaya.
Rupanya, Indonesia ingin mendaftarkan kebaya ke UNESCO via nominasi tunggal, tak bersama-sama dengan negara lain. Namun seiring waktu, Indonesia kini memilih bergabung dengan Malaysia dkk.