Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Di Indonesia khususnya Jawa Barat, jumlah pasien penderita kanker meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir, yakni dari 10 menjadi 21 per 100.000 penduduk. Begitu juga di Singapura, kasus kanker terus meningkat setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini mencetuskan sebuah program kerja sama antara dua negara di bidang perawatan paliatif. Perawatan paliatif merupakan perawatan yang dilakukan terhadap pasien penderita penyakit kronis yang sudah tak bisa diobati secara medis, salah satu contohnya kanker.
Salah cara perawatannya adalah Enabling Palliative Care Trainers atau pemberdayaan pelatihan perawat paliatif yang menjadi proyek kerja sama Singapura dan Indonesia. Proyek ini melibatkan Singapore International Foundation (SIF), Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Barat, dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
"Saya sungguh berbesar hati dengan persahabatan di antara masyarakat kami dan juga kolaborasi yang berkelanjutan antara para tenaga kesehatan profesional kami dalam meningkatkan standar perawatan paliatif di Indonesia," kata Assosicate Professor Peter Pang, Governor SIF, dalam rilis yang diterima, Rabu (4/9).
Setelah berhasil di dua proyek sebelumnya, yakni di Jakarta dengan perawatan paliatif untuk anak-anak pada 2009-2012 dan peningkatan praktek perawatan paliatif pada 2015-2018, yang berhasil menjangkau 62 perawat dan memberikan manfaat kepada 20.000 pasien dan keluarga, program serupa akan dilakukan di Jawa Barat pada 2019-2022 mendatang.
ADVERTISEMENT
"Selama 10 tahun terakhir, dan dengan peluncuran ini, program ini akan memberikan manfaat kepada setidaknya 100.000 orang di Jawa Barat," sambungnya.
Secara menyeluruh, proyek di Jawa Barat ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada 350 tenaga kesehatan hingga Maret 2022 mendatang. Selain itu, juga bisa membangun pemahaman antar budaya masyarakat Singapura dan Indonesia ke depannya.
Ketua YKI, Prof. Aru Sudoyo, menyebut pelatihan paliatif sangatlah penting bagi para perawat dan pasien kanker di Indoensia. Sehingga meningkatkan harapan dan kualitas hidup bagi pasien dan keluarga.
"Perawatan paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien serta pada keluarga yang berhubungan langsung dengan anggota keluarga yang sedang sakit, baik secara fisik, psikososial, atau spiritual," kata dia.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala YKI Jawa Barat, Diah Perwanti yang menyebut bahwa kerja sama ini sangatlah penting dalam upaya masing-masing pihak memperoleh pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan paliatif. Sementara Dirut RS Hasan Sadikin, Nina Susana Dewi, menyebut kerja sama ini diharapkan akan mengembangkan pengetahuan perawat terkait perawatan paliatif.
ADVERTISEMENT
"Dengan menyediakan proses pendidikan yang sistematis dan berkelanjutan bagi tenaga kesehatan kami, dihadapkan pendekatan ini akan meningkatkan penyediaan perawatan paliatif di Provinsi Jawa Barat. Mengingat hal itu, RSHS berharap dapat berkolaborasi dengan mitra kami di Singapura dari SIF untuk mencapai tujuan itu," ungkapnya.
Kesadaran perawatan paliatif perlu ditingkatkan
Ketua Tim SIF dan juga merupakan konsultan senior pengobatan geriatrik RS Khoo Teck Puat, Dr Ramaswamy Akhileswaran, menyebut bahwa proyek lanjutan ini merupakan buah kesuksesan dua proyek sebelumnya di Jakarta.
Saat ditemui di Restoran Tribe, Singapura, Akhiles berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan kesadaran pentingnya perawatan paliatif. Sebab hingga saat ini, perawatan paliatif masih belum banyak dipraktekan.
"Saya rasa itu belum cukup (kesadaran perawatan paliatif). Namun masih banyak orang mungkin tidak sadar. Tidak hanya dokter, perawat, dan masyarakat umum, saya rasa mereka tidak menyadarinya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Tidak banyak orang tahu tentang itu. Ketika mereka tahu tentang hal itu, mereka dapat bergabung. Begitu mereka tahu ini tersedia, kami akan mendapatkan lebih banyak pasien," sambungnya.
Dr Akhiles mencontohkan Jakarta saja dengan penduduk yang sangat besar sekira 10-12 juta memiliki masalah kanker bahkan HIV. Dr Akhiles menyebut penyakit-penyakit tersebut terus tumbuh dan tidak dapat disembuhkan. Sehingga para pasien butuh untuk didukung agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
"Jadi Anda harus melakukan perawatan paliatif. Jika tidak, anda tidak akan pernah bisa mendukung banyak pasien. Jadi kami melatih dokter, perawat, dan apoteker. Semoga semua dokter yang kita latih akan pergi dan memulai layanan mereka sendiri," ungkapnya.
"Rumah sakit yang telah memulai perawatan paliatif adalah RSCM, Dharmais, Persahabatan, Koja, Pasar Minggu. Banyak rumah sakit yang dilatih oleh kami. Sekarang perlahan-lahan mereka memulai layanan mereka sendiri," pungkasnya.
ADVERTISEMENT