Indonesia Diminta Lebih Keras ke Israel yang Lakukan Apartheid di Palestina

1 November 2024 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Israel turun dari sebuah jip setelah memindahkan mayat-mayat pejuang Hizbullah yang dibawa melintasi perbatasan ke Israel setelah pertempuran sengit di Lebanon selatan, dekat komunitas Israel Yiron (26/7/2006). Foto: DAVID FURST/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Israel turun dari sebuah jip setelah memindahkan mayat-mayat pejuang Hizbullah yang dibawa melintasi perbatasan ke Israel setelah pertempuran sengit di Lebanon selatan, dekat komunitas Israel Yiron (26/7/2006). Foto: DAVID FURST/AFP
ADVERTISEMENT
Pelapor Khusus PBB untuk Palestina memperingatkan telah terjadi upaya apartheid pada serangan Israel ke Gaza dan Tepi Barat. Bahkan Israel melakukan pelanggaran HAM berat sejak perang Gaza pecah sejak 7 Oktober 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
"Kekerasan genosida Israel berisiko merembet keluar dari Gaza dan ke wilayah Palestina yang diduduki secara keseluruhan," Pelapor Khusus PBB tentang situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina, Francesca Albanese, lewat keterangan pers yang diunggah dari kantor urusan HAM PBB, pada 2 September 2024 lalu.
Dia mengatakan, sejak Oktober 2023 warga Palestina menjadi korban kekerasan Israel mencapai 600 orang lebih. Sedangkan di Gaza jumlah korban jiwa mencapai lebih dari 43 ribu.
Tentara Israel melakukan penjagaan di sepanjang jalan di kota Huwara dekat Nablus di Tepi Barat, Senin (27/2/2023). Foto: Ronaldo Schemidt/AFP
Sebagaian besar korban jiwa termasuk anak-anak dan perempuan. Selain itu, belasan ribu warga Palestina juga ditangkap secara semena-mena oleh Israel.
Albanese menjelaskan khusus di Tepi Barat terjadi pula pemindahan paksa, depopulasi sampai perampasan tanah. Bahkan itu terjadi setelah Mahkamah Internasional menyimpulkan pendudukan ini melanggar hukum.
ADVERTISEMENT
"Israel apartheid menargetkan Gaza dan Tepi Barat secara bersamaan, sebagai bagian dari keseluruhan proses eliminasi, penggantian, dan perluasan wilayah,” kata Albanese.
“Komunitas internasional, yang terdiri dari negara dan aktor non-negara, termasuk perusahaan dan lembaga keuangan, harus melakukan segala yang dapat dilakukannya untuk segera mengakhiri risiko genosida terhadap rakyat Palestina di bawah pendudukan Israel, memastikan akuntabilitas, dan pada akhirnya mengakhiri penjajahan Israel atas wilayah Palestina," tegas dia.

PKS Dorong RI Lebih Keras ke Israel

Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS, Sukamta. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Menurut anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta, indonesia harus berperan lebih aktif dalam mendorong PBB untuk mengambil tindakan tegas terhadap Israel atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Palestina.
“Faktanya, situasi yang terjadi di Palestina adalah bentuk nyata dari pelanggaran hak asasi manusia yang sangat serius," ucap Sukamta.
ADVERTISEMENT
"Israel telah menjalankan sistem apartheid yang jelas-jelas menindas hak-hak rakyat Palestina, yang setiap harinya terus mengalami tekanan dan kekerasan yang semakin memburuk. Laporan dari PBB ini seharusnya menjadi pemicu bagi negara-negara, termasuk Indonesia, untuk menggalang solidaritas internasional yang lebih kuat," sambung dia.