Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Indonesia Kecam Eskalasi Israel ke Masjid Al-Aqsa, Desak DK PBB Turun Tangan
2 Juni 2022 18:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jubir Kemlu RI, Teuku Faizasyah, menganggap Israel telah melanggar status quo yang disetujui di kawasan tersebut. Dia meyakini, aksi itu juga melanggar hukum internasional yang berlaku.
Indonesia lantas mendesak keterlibatan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan demikian, peristiwa pertumpahan darah terdahulu tidak terulang kembali.
"Indonesia mengecam keras aksi pawai dan inkursi ke wilayah Masjid Al-Aqsa yang dilakukan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab. Ini merupakan pelanggaran nyata atas status quo yang disepakati atas Al-Aqsa, dan dengan demikian, juga pelanggaran hukum internasional," tegas Teuku saat konferensi pers daring Kemlu RI pada Kamis (2/6).
"Indonesia juga menyerukan agar Dewan Keamanan PBB melakukan langkah-langkah untuk memastikan tidak adanya eskalasi di wilayah pendudukan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Teuku menerangkan, aksi semacam itu akan memperkeruh hubungan antar-agama di dunia. Indonesia lantas kembali mendesak pihak-pihak terkait agar menahan diri.
Teuku kemudian mengungkap rencana pertemuan bilateral antara Indonesia dan Palestina. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dikabarkan akan bertemu dengan Menlu Palestina Riyad al-Maliki.
Kendati demikian, rencana itu belum bisa dipastikan. Meski menghadapi hambatan berkat situasi terkini, kedua belah pihak terus mengupayakan agar pertemuan itu terselenggarakan.
"Kita memaklumi bahwa berbagai perkembangan yang kita lihat bersama di wilayah pendudukan tampaknya akan menyulitkan perjalanan untuk pertemuan bilateral kedua menteri luar negeri," terang Teuku.
Teuku merujuk pada parade yang berlangsung di Yerusalem pada akhir pekan lalu. Meningkatkan ketegangan, puluhan ribu nasionalis Israel melintasi wilayah-wilayah muslim di kota itu.
ADVERTISEMENT
Mereka memasuki Gerbang Damaskus dan berjalan melalui Kawasan Muslim. Kelompok nasionalis itu mengibarkan bendera Israel untuk merayakan pencaplokan Yerusalem Timur pada 1967.
Pawai tersebut kerap disertai dengan kekerasan. Aksi itu tentu dipandang provokatif oleh orang-orang Palestina. Terlebih, mereka mengadakan pawai usai gelombang kekerasan baru-baru ini.
Sebagaimana diprediksi, bentrokan kemudian meletus. Para pengunjuk rasa memaksa memasuki jalan-jalan sempit di Kawasan Muslim. Kedua belah pihak akhirnya saling melemparkan botol kaca.
Seorang pria ultra-Ortodoks bahkan meludahi dan menyerang seorang lansia perempuan Muslim. Sebagian lainnya juga mencemooh upaya evakuasi warga Palestina yang terluka.
Kekerasan tidak kunjung surut. Saat azan dikumandangkan pada sore hari, mereka mulai meneriakkan 'Matilah orang Arab' sambil menggedor-gedor pertokoan milik warga Palestina.
ADVERTISEMENT
Pihak berwenang melaporkan, 62 orang Palestina terluka oleh polisi Israel. Hingga 23 korban cedera di antaranya membutuhkan rawat inap.
Ratusan aktivis sayap kanan itu juga tak urung menyerbu Masjid Al-Aqsa. Mengabaikan status quo, mereka mengadakan ibadah kelompok dan mengibarkan bendera Israel.
Otoritas Israel lalu berupaya mengosongkan halaman jemaah Muslim untuk memberi jalan bagi kelompok nasionalis itu. Alhasil, warga Palestina yang berada di kompleks masjid diserang oleh pasukan Israel. Pihaknya juga menangkap sekitar 20 warga Palestina.
Status quo di kompleks tersebut memang mengizinkan kunjungan orang Yahudi. Namun, mereka tidak boleh berdoa di situs suci itu.
Terlepas dari kesepakatan tersebut, kelompok nasionalis kerap mendatangi daerah itu dalam beberapa tahun terakhir. Dikawal polisi, mereka melangsungkan ibadah di situs tersebut.
ADVERTISEMENT
Aksi itu telah memercik kembali ketakutan lama bahwa Israel berencana untuk mencaplok kawasan tersebut.