Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Gaza saat Ramadan yang Tewaskan Ratusan Orang
18 Maret 2025 22:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Indonesia mengecam penyerangan yang dilakukan oleh Israel ke wilayah Gaza. Serangan tersebut menewaskan ratusan warga sipil di Gaza.
ADVERTISEMENT
"Indonesia mengecam keras serangan terbaru Israel ke Gaza (17/3), yang telah menewaskan setidaknya 232 warga sipil, termasuk anak-anak, di Bulan Suci Ramadan," demikian keterangan Kemlu RI di akun resminya di X, Selasa (18/3).
"Serangan ini menambah rangkaian provokasi Israel yang mengancam gencatan senjata dan mengganggu prospek negosiasi perdamaian menuju Solusi Dua Negara," sambungnya.
Indonesia, kata Kemlu, mendesak Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan serangan Israel.
"Serta menyerukan semua pihak memulihkan gencatan senjata demi mencegah lebih banyak korban sipil," kata Kemlu.
"Indonesia menegaskan kembali posisinya yang konsisten bahwa penghentian pendudukan ilegal Israel adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi di kawasan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Jumlah Korban Terus Bertambah
Israel kembali menyerang Gaza. Dikutip dari Reuters, data teranyar menunjukkan setidaknya 400 orang tewas dalam serangan tersebut, berdasarkan keterangan dari otoritas kesehatan Palestina, Selasa (18/3). Serangan ini imbas gagal tercapainya kesepakatan gencatan senjata.
Serangan yang dilancarkan oleh pihak Israel merupakan serangan udara. Serangan itu menghantam rumah-rumah dan perkemahan tenda yang menampung warga sipil dari utara hingga selatan jalur Gaza. Selain itu, tank-tank Israel juga menembaki garis perbatasan.
"Itu adalah malam neraka. Rasanya seperti hari-hari pertama perang," kata Rabiha Jamal (65) seorang ibu dari lima anak dari Kota Gaza.