Indonesia Masih Berproses untuk Akui Pemerintahan Transisi Suriah

16 Desember 2024 15:28 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara ini menunjukkan orang-orang merayakan penggulingan presiden Suriah Bashar al-Assad di dekat patung Pedang Damaskus yang terkenal di Umayyad Square di pusat kota Damaskus pada tanggal 13 Desember 2024.  Foto: Omar Haj Kadour/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara ini menunjukkan orang-orang merayakan penggulingan presiden Suriah Bashar al-Assad di dekat patung Pedang Damaskus yang terkenal di Umayyad Square di pusat kota Damaskus pada tanggal 13 Desember 2024. Foto: Omar Haj Kadour/AFP
ADVERTISEMENT
Indonesia masih berproses untuk mengakui pemerintahan baru Suriah usai Bashar Al-Assad. Kini Suriah dipimpin PM Mohammed Al-Bashir yang terafiliasi dengan kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
ADVERTISEMENT
“Masih berproses tentunya, karena tentu ketika sebuah negara baru mengakhiri konflik terbukanya, itu kan tidak serta-merta semuanya selesai begitu saja,” kata jubir Kemlu Roy Soemirat di Kantor Kemlu, Jakarta, Senin (16/12).
Selain itu, Roy menyebut, Kemlu juga melihat bagaimana pemerintahan baru tersebut. Apakah ia diterima oleh masyarakatnya sendiri maupun oleh negara-negara lain.
“Yang pasti Indonesia akan turut aktif untuk membahas isu ini di berbagai forum, termasuk di forum PBB."
"Dan tidak akan terjebak hanya untuk tergesa-gesa masalah mengenai masalah pengakuan atau tidak mengakui,” tuturnya.
Selain itu, Roy juga menyinggung soal resolusi PBB khususnya melalui Dewan Keamanan PBB yang masih harus dijalankan oleh pihak yang terlibat konflik.
“(DKPBB) diimplementasikan baik itu dari sisi pemerintah yang baru saja dijatuhkan ataupun dari pihak oposisi yang baru mengambil alih pemerintahan," katanya.
ADVERTISEMENT
"Jadi tidak bisa dinegasikan begitu saja si kewajiban-kewajiban resolusi Dewan Keamanan PBB-nya ini,” tutup dia.