Indonesia Minta Kekerasan di Suriah Dihentikan setelah Assad Tumbang

16 Desember 2024 14:23 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jubir Kemlu, Rolliansyah Soemirat (tengah) dan Direktur PWNI Kemlu, Judha Nugraha menggelar press briefing di Ruang Palapa, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (16/12/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jubir Kemlu, Rolliansyah Soemirat (tengah) dan Direktur PWNI Kemlu, Judha Nugraha menggelar press briefing di Ruang Palapa, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (16/12/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia mendorong dihentikan kekerasan di Suriah setelah tumbangnya rezim Presiden Bashar al-Assad sepekan lalu.
ADVERTISEMENT
Sebelum rezim Assad jatuh, perang saudara pecah selama 10 tahun di Suriah. Rezim Assad merespons siapa pun yang mencoba mengusik kekuasaannya dengan brutal. Akibatnya ratusan ribu orang tewas yang sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.
Jubir Kemlu Roy Soemirat menegaskan, apa yang terjadi di Suriah menjadi perhatian Indonesia.
“Indonesia terus dan akan terus memantau perkembangan situasi di Suriah dan selalu konsisten untuk mendorong agar seluruh pihak yang ada di Suriah segera dapat menghentikan kekerasannya,” ucap Roy dalam press briefing mingguan Kemlu di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta, Senin (16/12).
Pemimpin kelompok Islamis Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed al-Sharaa, tiba di Masjid Umayyah, Suriah, Minggu (8/12/2024). HTS adalah kelompok yang menumbangkan rezim Assad yang represif. Foto: ABDULAZIZ KETAZ/AFP
Roy juga mendorong para pihak yang sedang dalam konflik di Suriah agar menghormati gencatan senjata serta mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB.
ADVERTISEMENT
“Indonesia selalu mendorong penyelesaian politik yang bersifat inklusif melibatkan seluruh pihak stakeholder yang ada di Suriah dan tetap menghormati kedaulatan kemerdekaan persatuan dan integritas wilayah Suriah,” ungkap Roy.
“Kita juga terus mendukung inisiatif Perserikatan Bangsa-bangsa untuk terus menghidupkan kembali perundingan damai di Suriah,” lanjutnya.
Peta Palestina, Lebanon, Suriah, dan Israel. Foto: Dimitrios Karamitros/Shutterstock
Saat ini setelah rezim Assad tumbang, Kemlu menyatakan kondisi keamanan Suriah belum stabil. Israel bahkan ratusan kali menyerang Suriah dan mencaplok wilayahnya.