Indonesia Perlu Jadi Juru Damai AS-China Atasi Ketegangan di Laut China Selatan

17 Juli 2020 6:02 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laut China Selatan. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Laut China Selatan. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Terjadi ketegangan di Laut China Selatan antara Amerika Serikat dan China belakangan ini. Bahkan China menggelar latihan militer pada 1 hingga 5 Juli. Begitu juga dengan AS pada tanggal 4 Juli lalu menggelar latihan militer.
ADVERTISEMENT
Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, mengatakan Indonesia harus punya sikap dalam keadaan ini. Salah satunya dengan menyatakan siap menjadi juru damai untuk mengatasi ketegangan ini.
"Indonesia menyampaikan kesediaan untuk menjadi honest peace broker/juru damai yang tidak memiliki kepentingan. Indonesia pantas untuk menjadi juru damai karena Indonesia adalah negara anggota ASEAN yang besar dan tidak mempunyai konflik baik dengan China maupun AS," ujar Hikmahanto melalui keterangan tertulisnya, Jumat (17/7).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
Selain itu, Indonesia juga perlu menyampaikan tak memiliki klaim tumpang tindih di Laut China Selatan, baik laut teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen.
"Indonesia tidak pernah mengakui adanya klaim sepihak dari China terkait sembilan garis putus. Klaim tersebut ditegaskan oleh Indonesia dengan melakukan penangkapan terhadap kapal-kapal nelayan berbendera China yang memasuki wilayah ZEE Indonesia," kata Hikmahanto yang juga Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Indonesia juga harus bisa menyampaikan ke China agar tidak memanfaatkan kondisi pandemi corona untuk meraih keuntungan dalam klaimnya di Laut China Selatan, yang bahkan hingga menutup jalur pelayaran internasional.
"Bila China memanfaatkan suasana pandemi ini maka China tidak hanya berhadapan dengan negara-negara yang bersengketa dengannya, seperti Vietnam, Malaysia, Brunei dan Filipina, tetapi berhadapan dengan AS dan sekutunya," tuturnya.
Begitu juga Indonesia harus menyampaikan kepada AS untuk menahan diri dalam penggunaan kekerasan terhadap China. Sebab penggunaan kekerasan tidak akan memberi keuntungan apa pun.