Indonesia-Prancis Kaji Pengembangan Industri Pertahanan

31 Maret 2017 11:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Perakitan pesawat PT Dirgantara Indonesia. (Foto: Dok. indonesian-aerospace.com)
zoom-in-whitePerbesar
Perakitan pesawat PT Dirgantara Indonesia. (Foto: Dok. indonesian-aerospace.com)
Indonesia dan Prancis tengah menjajaki kerja sama bilateral pengembangan industri. Kerja sama sebagian besar terkait pada sektor inovasi teknologi di bidang kedirgantaraan, pertahanan, dan transportasi.
ADVERTISEMENT
Kerja sama bilateral diklaim akan memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam menyiapkan revolusi industri selanjutnya, yakni industri 4.0 dengan mengikuti tren terkini otomasi dan pertukaran data teknologi manufaktur.
Beberapa kerja sama yang telah dilakukan antara lain Airbus dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam pembangunan peluncur satelit di atas 100-500 km dan Assembly Integrated Test (AIT) dengan kemampuan di atas 500-1000 kilometer.
“Selanjutnya, kerja sama Airbus dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk sektor industri penerbangan, terutama untuk memproduksi komponen, peralatan, dan perbaikan beberapa tipe pesawat Airbus,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Jumat (31/3).
Airlangga mengatakan, selama ini PT DI merupakan mitra perakitan Airbus untuk helikopter militer serta menjadi bagian integral dari rantai nilai Airbus di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
“Kami juga memfasilitasi kerja sama dengan perusahaan ban Prancis, Michelin, untuk mendorong akses pasar ban Indonesia ke luar negeri serta membangun bisnis retreading dan ban bekas,” kata Airlangga.
Menurutnya, teknologi dan keahlian Michelin dapat membantu pengembangan industri vulkanisir ban pesawat di Indonesia. Selain itu, Michelin diharapkan dapat membantu pemanfaatan ban bekas diolah menjadi unsur pembangunan jalan.
“Sehingga Indonesia dapat menggunakan limbah ban bekas untuk pembangunan infrastruktur sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan,” ujarnya.
Adapun Prancis merupakan investor negara Eropa ketiga terbesar di Indonesia setelah Inggris dan Swiss. Prancis menduduki peringkat ke-16 dalam daftar peringkat realisasi investasi Penanaman Modal Asing di Indonesia.
Total nilai investasi Prancis di Indonesia dari 2014-2016 tercatat sebanyak 352 juta dolar AS (Rp 4,69 triliun) dengan jumlah 671 proyek. Pada 2016, porsi investasi terbesar Prancis dari sektor industri logam, mesin, dan elektronika mencapai 49,6 juta dolar AS.
ADVERTISEMENT
Pada pertemuan dengan President of Mouvement des Entreprises de France (MEDEF) Pierre Gattaz di Jakarta, beberapa waktu lalu, Menperin mengungkapkan bahwa Prancis berpotensi untuk investasi di industri galangan kapal, perawatan pesawat, kereta penumpang, dan kebutuhan jalan kereta.
Selain itu, perusahaan pelayaran asal Prancis, CMA-CGM telah menyatakan minatnya berinvestasi di Indonesia pada bidang fasilitas logistik dengan memanfaatkan peluang arus logistik internasional yang tinggi di Indonesia. Perusahaan ini membidik kawasan industri di Batam dan Dumai sebagai lokasi yang strategis sesuai tujuan usahanya.