Informan Iran Diduga Terlibat dalam Serangan Israel yang Bunuh Hassan Nasrallah

30 September 2024 12:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hassan Nassrallah, Pemimpin Hizbullah Lebanon. Foto: Khalil Hasan/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Hassan Nassrallah, Pemimpin Hizbullah Lebanon. Foto: Khalil Hasan/Reuters
ADVERTISEMENT
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan udara besar-besaran yang dilancarkan oleh Israel pada Jumat (27/9) malam di kompleks bawah tanah yang tersembunyi di pinggiran selatan Beirut, Dahieh.
ADVERTISEMENT
Serangan ini menjadi pukulan berat bagi Hizbullah, dengan dugaan keterlibatan informan asal Iran yang memberi informasi krusial kepada intelijen Israel.
Gempuran bom seberat 2.000 pon buatan AS itu menargetkan Nasrallah dan beberapa pemimpin Hizbullah lainnya yang tengah menghadiri pertemuan rahasia.
Dikutip dari analisis investigasi Guardian, intelijen Israel berhasil menyusup jauh ke dalam jaringan Hizbullah dan dilaporkan mengetahui pergerakan Nasrallah.
Mereka segera melancarkan serangan udara setelah mendapat persetujuan langsung dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, saat ia sedang berada di New York.
Militer Lebanon berkumpul di atas reruntuhan bangunan yang hancur oleh serangan udara Israel di lingkungan Haret Hreik di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Sabtu (28/9/2024). Foto: Ibrahim AMRO/AFP
Menurut laporan surat kabar Prancis Le Parisien, serangan tersebut mungkin didukung oleh informasi dari seorang informan asal Iran.
Meski belum ada konfirmasi resmi, dugaan keterlibatan sumber dari Iran akan menjadi sorotan karena hubungan kuat Teheran dan Hizbullah dalam berbagai operasi di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT

Serangan Terencana Matang

Operasi yang diberi nama "Operation New Order" itu telah direncanakan dengan matang oleh Angkatan Udara Israel. Jet-jet tempur F-15I yang dilengkapi bom penembus bunker digunakan untuk menyerang target bawah tanah, dengan 100 amunisi dijatuhkan dalam interval dua detik.
Serangan tersebut menghancurkan empat bangunan, dengan tiga di antaranya hancur total, menewaskan lebih dari 20 anggota Hizbullah, termasuk Nasrallah.
Israeli Army. Foto: REUTERS
Komandan pangkalan udara Hatzerim, Brigadir Jenderal Amichai Levine, mengatakan bahwa tantangan utama operasi ini adalah memastikan intelijen yang akurat dan mencegah Nasrallah melarikan diri sebelum serangan berlangsung.
Nasrallah dikenal sangat hati-hati dengan keamanan pribadinya dan jarang muncul di depan umum. Namun, kali ini intelijen Israel berhasil melacak pergerakannya hingga ke lokasi pertemuan tersebut.
ADVERTISEMENT

Dampak Besar bagi Hizbullah dan Iran

Kematian Nasrallah menjadi pukulan telak bagi Hizbullah, organisasi militan berideologi Syiah yang selama ini menjadi kekuatan dominan di Lebanon.
Nasrallah telah memimpin Hizbullah sejak 1992 dan menjadi tokoh kunci dalam berbagai konflik regional, termasuk keterlibatan Hizbullah dalam perang saudara di Suriah dan konflik dengan Israel.
Jika benar ada keterlibatan informan Iran, hal ini dapat memicu ketegangan di dalam hubungan antara Hizbullah dan Iran.
Para demonstran membawa bendera saat melakukan aksi unjuk rasa untuk mengutuk pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran, di Tunis, Tunisia, Rabu (31/7/2024). Foto: Jihed Abidellaoui/REUTERS
Sebagai sekutu utama, Iran selama ini mendukung penuh aktivitas Hizbullah di kawasan, dan dugaan bocornya informasi internal dapat mengguncang kepercayaan antara kedua pihak.
Israel, di sisi lain, mengeklaim bahwa serangan ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk menghentikan serangan Hizbullah di perbatasan utara dan melindungi warganya. Dalam beberapa minggu terakhir, konflik antara Israel dan Hizbullah telah memaksa ratusan ribu warga Israel mengungsi dari daerah perbatasan.
ADVERTISEMENT