Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Informasi Intelijen AS Jadi Dasar Israel Serang RS Al-Shifa, Hamas: Narasi Dusta
15 November 2023 11:44 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Gedung Putih sebagai sekutu utama Israel mengungkapkan pihaknya memiliki informasi intelijen bahwa Hamas telah menggunakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza , Al-Shifa, sebagai pusat komando hingga penyimpanan senjata.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itulah, pasukan penjajah Israel pada Rabu (15/11) dini hari meluncurkan serangan intensif ke rumah sakit yang kini telah berubah menjadi titik tempur tersebut.
Dikutip dari Reuters, klaim terbaru Amerika Serikat itu disampaikan juru bicara Keamanan Nasional di Gedung Putih, John Kirby, kepada wartawan pada Selasa (14/11).
"Kami memiliki informasi yang menegaskan Hamas menggunakan rumah sakit tersebut untuk pusat komando dan kontrol dan mungkin untuk menyimpan senjata," ujar Kirby, seraya mengatakan informasi itu diperoleh dari berbagai metode intelijen.
Berdasarkan informasi intelijen itu, Hamas beserta sekutunya, Jihad Islam Palestina (Palestine Islamic Jihad/PIJ) menggunakan beberapa rumah sakit di Jalur Gaza — termasuk Al-Shifa, sebagai lokasi untuk menyusun strategi militer dan menyembunyikan para sandera.
ADVERTISEMENT
Adapun pemerintahan Presiden Joe Biden, kata Kirby, memutuskan untuk menurunkan tingkat klasifikasi atau kerahasiaan beberapa data, sehingga kesimpulan informasi ini dapat dibeberkan kepada media.
Di sisi lain, juru bicara IDF, Letnan Kolonel Peter Lerner, kepada CNN menyebut kompleks RS Al-Shifa bahkan sebagai 'pusat gravitasi untuk operasi militer Hamas'.
Hamas Sebut Narasi Dusta
Seluruh tuduhan tersebut dibantah Hamas dan Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza yang dikuasainya.
Hamas dalam pernyataannya pada Rabu (15/11) menyebut alasan Israel menyerbu Al-Shifa karena menjadi basis militer Hamas, sebagai narasi dusta dusta/palsu. Narasi itu menjadi lampu hijau bagi Israel untuk membantai rakyat sipil.
"Penerimaan narasi palsu (Israel) oleh Gedung Putih dan Pentagon, yang mengklaim bahwa perlawanan [Hamas] menggunakan kompleks medis Al Shifa untuk tujuan militer, adalah lampu hijau bagi pendudukan untuk melakukan lebih banyak pembantaian terhadap warga sipil," kata Hamas.
ADVERTISEMENT
AS Tetap 'Tidak Dukung' Serangan ke Rumah Sakit
Lebih lanjut, Kirby menekankan terlepas dari informasi bahwa Hamas dianggap telah menyalahgunakan fasilitas sipil — tetapi AS tetap tidak mendukung serangan terhadap rumah sakit.
"Untuk memperjelas, kami tidak mendukung serangan terhadap rumah sakit dari udara. Kami tidak ingin melihat baku tembak di rumah sakit di mana orang-orang yang tidak bersalah, orang-orang yang tidak berdaya, orang-orang yang sakit hanya mencoba untuk mendapatkan perawatan medis yang layak mereka dapatkan," kata Kirby.
Tindakan Hamas di rumah sakit, kata Kirby, tidak boleh mengurangi tanggung jawab Israel untuk melindungi warga sipil. Namun, Kirby mengakui hal itu membuat upaya Israel menumpas Hamas menjadi lebih sulit.
ADVERTISEMENT
"Kami telah menegaskan dalam berbagai kesempatan — tindakan Hamas tidak mengurangi tanggung jawab Israel untuk melindungi warga sipil di Gaza, dan ini adalah sesuatu yang akan terus kami bicarakan secara aktif dengan rekan-rekan kami," jelas dia.
Pasukan Israel telah menerapkan blokade total di kompleks RS Al-Shifa dan mengubahnya menjadi medan tempur. Pada Rabu (15/11) dini hari, Israel Defense Forces (IDF) menyerang RS Al-Shifa di saat ribuan orang dilaporkan masih terjebak di dalamnya.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina Munir al-Bursh mengatakan, pasukan Israel telah menyerbu bagian barat kompleks RS Al-Shifa.
"Ada ledakan besar dan debu masuk ke area tempat kami berada. Kami yakin ledakan terjadi di dalam rumah sakit," kata Al-Bursh.
ADVERTISEMENT
Hamas membantah keberadaan pasukannya di area rumah sakit, seraya menegaskan bahwa ada sekitar 650 pasien dan 5.000 hingga 7.000 warga sipil masih terjebak di dalam RS Al-Shifa.
Ribuan orang tersebut berupaya bertahan hidup tanpa akses listrik, kekurangan makanan dan air bersih, serta tanpa bahan bakar.
Mereka tak punya pilihan lain selain berlindung di RS Al-Shifa lantaran drone dan sniper milik militer Israel seolah sudah siaga untuk menembak siapa pun yang keluar dari kompleks rumah sakit.
Pejabat Hamas mengatakan, 25 dari total 35 rumah sakit yang berada di Jalur Gaza tidak lagi beroperasi akibat serangan Israel.
Sehubungan dengan seluruh kebrutalan yang dilakukannya sejak 7 Oktober, Israel diyakini tidak hanya ingin menumpas Hamas seperti yang dikatakannya di awal perang — melainkan juga menumpas warga etnis Palestina di Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT