Inggris Bakal Longgarkan Lockdown, Izinkan Keluar Rumah 13 Mei

11 Mei 2020 5:16 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Foto: Ian Vogler/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Foto: Ian Vogler/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan belum akan mencabut status lockdown secara penuh. Meski berada dalam status karantina, pemerintah segera memperbolehkan warga Inggris kembali beraktivitas di luar rumah.
ADVERTISEMENT
"Ini memang bukan waktu yang tepat untuk mengakhiri lockdown. Tapi saat ini kita sedang fokus untuk memodifikasi ketentuan," ujar Boris dalam keterangannya, Minggu (10/5).
Pemerintah Inggris menginginkan agar warganya bisa segera kembali beraktivitas di luar rumah pada Rabu (13/5). Warga Inggris boleh mengunjungi tempat umum seperti taman, pantai, dan fasilitas olah raga. Boris juga mengizinkan warga untuk kembali ke kantor. Aktivitas luar ruangan diizinkan sejauh tetap menjaga jarak aman.
Seseorang berlari melewati poster dengan pesan harapan, ketika penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Manchester, Inggris. Foto: REUTERS/Phil Noble
Pelonggaran lockdown kemudian diikuti dengan membuka kembali toko-toko dan sekolah dasar. Sementara sektor pariwisata seperti industri perhotelan bakal dibuka awal Juli.
Kebijakan Johnson sontak disambut kritikan karena terkesan ambigu. Pemimpin Partai Buruh selaku oposisi menilai publik justru dibuat bertanya-tanya dari kebijakan terbaru ini. "Apa yang diinginkan seluruh negeri adalah kejelasan dan konsensus, tapi malah kita tak mendapatkannya sama sekali," kata pemimpin Partai Buruh Keir Starmer.
Sejumlah ucapan terima kasih kepada para perawat dan tenaga medis tampak di beberapa sudut kota London, Inggris, Kamis (9/4). Foto: Reuters/Hannah McKay
ADVERTISEMENT
Relaksasi lockdown membuat narasi pemerintah berubah dari yang awalnya mengkampanyekan tetap di rumah, menjadi 'stay alert'. Ambiguitas dianggap meningkatkan risiko penularan lebih lanjut.
Misalnya sebuah analisis menyebutkan jika kasus virus corona di Inggris bisa melonjak sampai 100 ribu pasien di akhir tahun ini. Padahal per Minggu (10/5), kasus positif di Inggris telah mencapai 219.823, tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
*****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.