Inggris Deteksi Virus Polio untuk Pertama Kalinya Dalam 40 Tahun

23 Juni 2022 13:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin polio. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin polio. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, Inggris mengidentifikasi kemungkinan wabah polio di London pada Rabu (22/6/2022).
ADVERTISEMENT
Pemerintah Inggris belum mendeteksi kasus infeksi polio. Tetapi, para ilmuwan menemukan wabah tersebut dalam jalur tidak langsung.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) dan Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan (MHRA) menemukan virus itu dalam sampel limbah.
"Virus hanya terdeteksi dalam sampel limbah dan tidak ada kasus kelumpuhan terkait yang dilaporkan–tetapi penyelidikan akan bertujuan untuk menentukan apakah ada penularan komunitas yang terjadi," tulis UKHSA dalam rilis pers, dikutip dari laman resmi pemerintah Inggris, Kamis (23/6/2022).
Para ilmuwan telah menemukan versi-versi virus tersebut dari pabrik pengolahan air terbesar di Inggris, London Beckton Sewage Treatment Works.
Selama pengawasan rutin, otoritas seringkali menemukan satu hingga tiga virus polio setiap tahunnya. Namun, temuan normal itu biasanya hanya terjadi satu kali.
ADVERTISEMENT
Pengunjung asing yang terinfeksi atau telah divaksinasi umumnya meninggalkan jejak virus di tinja mereka. Virus itu kemudian berakhir dalam air limbah.
Anak menjalani vaksinasi anti-polio. Foto: AKHTAR SOOMRO/REUTERS
UKHSA menduga, orang-orang tersebut membawa virus itu ke London. Mereka kemudian menyebarkannya kepada orang lain yang tidak diimunisasi di kota tersebut.
"Kemungkinan telah terjadi beberapa penyebaran antara individu-individu yang memiliki hubungan dekat di London Utara dan Timur dan bahwa mereka sekarang melepaskan strain virus polio tipe 2 dalam kotoran mereka," lanjut UKHSA.
Pihaknya menemukan virus itu dalam sampel antara Februari-Mei 2022. Virus tersebut telah berkembang menjadi virus polio tipe 2 yang terkandung dalam vaksin (VDPV2).
UKHSA menerangkan, risiko penularan terhadap masyarakat umum sangat rendah. Sebab, sebagian besar warganya telah mendapatkan vaksinasi selama masa kanak-kanak.
ADVERTISEMENT
Namun, pihaknya mendesak populasi yang belum diimunisasi sepenuhnya untuk segera menerima vaksin tersebut. Sebab, virus itu dapat menyebabkan penyakit serius bagi mereka, seperti kelumpuhan.
"Virus polio yang diturunkan dari vaksin jarang terjadi dan risiko terhadap masyarakat secara keseluruhan sangat rendah," terang Konsultan Epidemiologi di UKHSA, Vanessa Saliba.
Seorang anak di Amerika menjalani pemeriksaan setelah mengidap penyakit Polio pada tahun 1955. Foto: Getty Images/Three Lions
Pihaknya sedang memperluas pengawasan sampel limbah. Dengan demikian, mereka dapat menemukan lokasi tepat penyebaran wabah tersebut. Alhasil, Inggris bisa segera menghentikan infeksi dengan menargetkan imunisasi secara spesifik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap Inggris sebagai negara bebas polio. Inggris memiliki risiko rendah dalam penularan polio berkat vaksinasi yang tinggi.
Negara itu mencatat kasus polio terakhir pada 1984. Inggris kemudian dinyatakan bebas polio pada 2003. Namun, cakupan vaksin untuk populasi anak-anak telah menurun selama beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Polio menyebabkan kelumpuhan permanen bagi orang yang tidak divaksinasi lengkap. Efek itu muncul pada sekitar 5 orang dari 1.000 kasus.
Pandemi COVID-19 juga telah membuka kembali peluang penyebaran polio di banyak negara. Sebab, pandemi menghambat program vaksinasi anak-anak di seluruh dunia.