Ingin Bunuh Bongbong Marcos, Wapres Filipina Sara Duterte Terancam Dimakzulkan

13 Januari 2025 16:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr (kanan)  berbincang dengan Wakil Presiden Sara Duterte saat menghadiri acara terkait pendidikan di Manila, Filipina, pada 25 Januari 2024. Foto: Kyodo/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr (kanan) berbincang dengan Wakil Presiden Sara Duterte saat menghadiri acara terkait pendidikan di Manila, Filipina, pada 25 Januari 2024. Foto: Kyodo/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Filipina Sara Duterte terancam dimakzulkan usai ancam membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr. alias Bongbong Marcos.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Duterte menghadapi tiga kasus pemakzulan, yang menuduhnya menyalahgunakan dana publik jutaan dolar dan merencanakan pembunuhan Bongbong Marcos. Duterte menolak semua tuduhan itu.
Semua laporan pemakzulan itu sudah masuk ke parlemen. Laporan pemakzulan dilakukan oleh kelompok aktivis yang berbeda.
“Pemakzulan adalah garis pertahanan terakhir yang harus dilakukan untuk melawan korupsi di jajaran tertinggi pemerintahan,” kata salah satu perwakilan aktivis yang menginginkan Duterte dimakzulkan, dikutip Senin (13/1).
“Dia tidak bisa menjadi Wakil Presiden lebih lama lagi,” katanya.
Pemakzulan baru dapat dilakukan jika didukung sepertiga anggota parlemen di majelis rendah Filipina dan dua pertiga anggota majelis tinggi. Namun, prospek pemecatan Duterte masih belum jelas.
Komite kehakiman majelis rendah mengatakan belum menjadwalkan sidang terbuka terhadap tiga laporan terhadap Duterte.
Wakil Presiden Filipina Sara Duterte mengadakan konferensi pers di sebuah rumah sakit di Quezon City, Metro Manila, Selasa (26/11/2024). Foto: JAM STA ROSA/AFP

Pendukung Sara Duterte Tolak Usaha Pemakzulan

ADVERTISEMENT
Namun, usaha pemakzulan ini ditolak oleh pendukung Duterte. Kelompok agama yang berpengaruh di Filipina berkumpul di ibu kota Filipina menolak pemakzulan Duterte.
“Ada banyak hal yang dibutuhkan oleh warga kita. Ini tidak akan tercapai jika yang kita lihat hanyalah konflik,” kata juru bicara kelompok pendukung Duterte.
Sekolah, kantor pemerintah, dan jalan utama ditutup karena demonstrasi. Polisi memperkirakan 1,6 juta orang telah berkumpul dalam aksi itu.
Lebih dari 5.000 pasukan telah dikerahkan untuk mengamankan aksi protes.