Ingin Dirukiah? Penuhi Syarat dan Siapkan Diri

28 April 2017 18:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Proses rukiah. (Foto: Utomo Priyambodo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses rukiah. (Foto: Utomo Priyambodo/kumparan)
Anda ingin atau perlu dirukiah?
Mohammad Fadli, perukiah dari Komunitas Cinta Ruqyah (KCR) menuturkan kepada kumparan (kumparan.com), ada syarat dan persiapan yang mesti dilakukan seseorang sebelum menjalani rukiah. Total ada tiga syarat yang harus dipenuhi.
ADVERTISEMENT
“Hendaknya yang pertama adalah (mengucapkan kalimat) tauhid: laa ilaaha illallah --tidak ada ilah (yang dituhankan) selain Allah,” ucap Fadli di Masjid Al-Mokhtar Malaka Munjul, Cilangkap, Jakarta Timur, Ahad (23/4).
Rukiah memiliki arti: pengobatan hati dengan membaca zikir atau doa seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, untuk mengusir pengaruh jahat dari hati.
Orang yang akan dirukiah maupun yang hendak merukiah, ujar Fadli, sebaiknya menancapkan dalam sanubarinya bahwa yang dapat memberi kesembuhan hanya Allah SWT.
Perukiah dan pasiennya mesti sama-sama meminta, mengharap, dan menggantungkan kesembuhan kepada Allah semata.
Kedua, tobat. “Tidak ada manusia yang tidak punya dosa. Hendaknya si pasien mengingat-ingat dosa apa yang pernah dilakukan,” ucap Fadli.
Menurut Fadli, dosa dapat berasal dari hablum minallah atau hubungan dengan Allah, dan hablum minannas atau hubungan dengan sesama manusia.
ADVERTISEMENT
“Pertama, dosa apa yang pernah dilakukan kepada Allah. Apakah pernah si pasien melakukan kesyirikan? Apakah pernah pasien menduakan Allah? Apakah pernah pasien meminta-minta kesembuhan, meminta harta, meminta rezeki, meminta keluarga dari selain Allah? Jika pernah, tobati. Kita harus bertobat,” kata Fadli.
Terkait dosa dalam hubungan sesama manusia, Fadli menyarankan agar pasien yang akan menjalani rukiah berintrospeksi mengingat-ingat kesalahannya kepada orang tua, saudara, dan teman-temannya.
“Hendaknya sebelum melakukan rukiah, si pasien meminta maaf dan meminta rida kepada orang tua, kakak, adik dan semua saudaranya agar mereka memaafkan. Agar doa dan tobat si pasien menjadi maksimal,” ujar Fadli.
Syarat ketiga adalah si pasien harus melakukan tazkiyatun nafs atau menyucikan diri.
“Yang biasanya pasien mungkin sering emosi, sering berkata-kata kotor, sering berpikiran negatif. Atau maaf, mungkin pasien pernah menonton pornografi, mungkin pasien pernah bermaksiat, mungkin pasien pernah mencemooh orang, mungkin pasien pernah memarahi orang, hendaknya itu harus dibersihkan dari jiwa si pasien sebelum dia melakukan rukiah,” ujar Fadli.
ADVERTISEMENT
Setelah ketiga syarat tersebut dilakukan dan dipenuhi, kata Fadli, insya Allah --dengan izin Allah, apapun penyakit si pasien, baik yang medis maupun yang non-medis, bisa terobati.
Para perukiah dari Komunitas Cinta Ruqyah. (Foto: Utomo Priyambodo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Para perukiah dari Komunitas Cinta Ruqyah. (Foto: Utomo Priyambodo/kumparan)
Persiapan
Selain syarat-syarat di atas, Fadli juga menjabarkan sejumlah persiapan yang sebaiknya dilakoni sebelum menjalani rukiah, antara lain menyiapkan tempat yang bersih dan alat-alat bantu rukiah seperti sarung tangan, alat bantu kayu, madu, habbatussauda atau jintan hitam, minyak zaitun, dan bidara.
Habbatussauda ialah rempah-rempah berbentuk butiran biji hitam yang digunakan sebagai tanaman obat sejak ribuan tahun lalu di India, Pakistan, dan Timur Tengah.
“Seharusnya perukiah laki-laki merukiah laki-laki. Perukiah perempuan merukiah perempuan. Itu yang diajarkan oleh para syekh dan senior-senior rukiah,” kata Fadli.
ADVERTISEMENT
Jika memang perukiah perempuan tidak sanggup menangani pasien perempuan, barulah perukiah laki-laki diperbolehkan merukiah pasien perempuan
Agar tidak memegang langsung bagian tubuh si pasien, kata Fadli, perukiah dapat menggunakan sarung tangan dan kayu untuk menekan titik-titik saraf selama proses rukiah.
Sementara madu, habbatussauda, minyak zaitun, dan bidara digunakan dengan cara meminumkannya kepada si pasien untuk membantu memperlancar prosesi rukiah.
Pada proses rukiah, sering pula tampak kantong plastik atau keresek untuk menampung muntahan pasien. Sebab sejumlah pasien yang dirukiah kerap merasa mual hingga muntah-muntah.
Fadli menyarankan pasien yang datang ke klinik rukiah atau tempat perukiah hendaknya membawa mahram atau pendamping. Dan perukiah lelaki tidak boleh merukiah pasien perempuan yang tak didampingi mahramnya.
ADVERTISEMENT
“Karena itu hukumnya haram,” ucap Fadli.
Ia juga menganjurkan agar pasien membawa lebih dari satu orang pendamping. Para pendamping itu --baik teman atau saudara-- akan berguna untuk mengantisipasi andai si pasien mengalami kesurupan hingga perukiah kesulitan mengatasinya.
“Maka hendaklah si pasien membawa lebih dari dua orang ketika ingin mendatangi sebuah klinik rukiah ataupun tempat orang yang merukiah,” kata Fadli.
Sebelum merukiah, perukiah pun wajib menyiapkan pasien menghadapi berbagai kondisi.
“Reaksi dia (pasien) bisa kesurupan, kepanasan, muntah-muntah, dan pusing. Nah, itu harus dibicarakan ke pasien, ini loh efek yang bisa ditimbukan akibat rukiah, sehingga pasien siap,” ujar Fadli.
Tapi mudah-mudahan saja, pasien tak sampai mengalami reaksi keras seperti kesurupan ketika dirukiah.
ADVERTISEMENT
Jadi, apakah kamu sudah siap dirukiah?
Proses rukiah. (Foto: Utomo Priyambodo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses rukiah. (Foto: Utomo Priyambodo/kumparan)