news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ingin Pandemi Segera Usai, Warga di India Mulai Menyembah Dewi Corona

27 Mei 2021 13:52 WIB
·
waktu baca 1 menit
Seorang pendeta (kiri) melakukan Aarti, ritual berdoa di depan Corona Devi yang diyakini melindungi orang-orang dari virus corona di kuil Kamatchipuri Adhinam, Coimbatore, India.  Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pendeta (kiri) melakukan Aarti, ritual berdoa di depan Corona Devi yang diyakini melindungi orang-orang dari virus corona di kuil Kamatchipuri Adhinam, Coimbatore, India. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Para pendeta Hindu di sebuah kuil di India tiap harinya berdoa kepada dua dewi corona. Mereka percaya doa tersebut dapat membantu upaya menjinakkan virus corona.
ADVERTISEMENT
Pada 2021 India menjadi episenter virus corona dunia. Tiap harinya ada 200 ribu sampai 300 ribu kasus baru.
Warga India pun mulai melakukan berbagai cara untuk menangani virus corona. Salah satu cara yang dilakukan adalah menyembah 'Dewi Corona'. Penyembahan dilakukan di kota Coimbatore. Di wilayah itu ada 100 ribu orang kehilangan nyawa akibat COVID-19.
Penyembahan terhadap 'Dewi Corona' dilakukan di Kuil Kamatchipuri Adhinam. Selain berdoa, para pendeta Hindu turut menaruh sesajen berupa makanan dan persembahan lain di depan patung Dewi Corona.
Seorang pendeta (kiri) melakukan Aarti, ritual berdoa di depan Corona Devi yang diyakini melindungi orang-orang dari virus corona di kuil Kamatchipuri Adhinam, Coimbatore, India. Foto: AFP
Pendeta setempat juga rutin memandikan patung dengan air kunyit campur susu. Mereka percaya upaya memanjatkan doa kepada 'Dewi Corona' akan membuahkan hasil.
"Kami juga punya kuil serupa di masa lalu untuk penyakit cacar, cacar air dan wabah lain," kata pengelola kuil Anandbharathi K.
ADVERTISEMENT
"Kami menyembah virus dalam rupa Dewi dan berdoa kepadanya tiap hari agar imbas penyakit berkurang," sambung dia.
Anandbharathi mengakui sudah tidak ada cara lain untuk menangani pandemi COVID-19 selain menyembah virus itu sendiri.
"Bahkan dokter tak dapat menangani betapa besarnya situasi ini. Jadi, kami berpaling kepada imam dan Dewa sebagai pilihan terakhir," kata dia.