Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Ini Filosofi Gunungan dalam Logo Presidensi G20 Indonesia
10 Februari 2022 2:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pembukaan Presidensi G20 Indonesia diresmikan dengan prosesi cabut Gunungan secara simbolis oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, dalam acara Kick Off G20 on Education and Culture, Rabu (9/2).
ADVERTISEMENT
Prosesi ini dimulai dengan dicabutnya Gunungan, yang menjadi simbol presidensi G20 Indonesia, yang semula posisi nya di tengah, kemudian memindahkan Gunungan tersebut ke sisi sebelah kanan.
Prosesi mencabut Gunungan ini ternyata sarat akan makna, mencabut Gunungan memiliki makna zat pertama manusia yang memiliki cipta, rasa, dan karsa.
Memindahkan Gunungan dari tengah ke bagian kanan sendiri menjadi simbol harapan dimulainya kehidupan atau babak baru seorang manusia.
Lambang Gunungan merupakan simbol pergantian cerita, tentang bagaimana manusia berjuang dan berusaha untuk mengubah jalan hidupnya. Sehingga, Gunungan dalam logo Presidensi G20 merepresentasikan semangat juang masyarakat Indonesia untuk pulih dari pandemi COVID-19.
Presidensi G20 yang memiliki tema besar “Recover Together, Recover Stronger”, diharapkan bisa menjadi titik awal bagi dunia untuk sama-sama berjuang melawan pandemi.
ADVERTISEMENT
Dalam Presidensi G20 Indonesia mengangkat isu kebudayaan, tentang bagaimana generasi Indonesia bisa mewujudkan kehidupan berkelanjutan dan hidup berdampingan dengan alam.
“Yang paling penting yaitu belajar mencintai alam semesta seperti yang sudah diajarkan oleh generasi sebelum kita, lewat warisan budaya dan kearifan lokal,” ujar Nadiem saat Pembukaan G20 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan atau “Kick Off G20 on Education and Culture”, di Jakarta, Rabu (9/2).
Nadiem menambahkan, dengan diadakannya Presidensi G20 masyarakat Indonesia bisa kembali ke akar budaya terutama setelah pandemi berakhir.