Ini Pengakuan Pengawas Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022 21:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan kerangkeng di halaman belakang rumah Bupati Langkat. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan kerangkeng di halaman belakang rumah Bupati Langkat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Suparman PA, pengawas kerangkeng manusia di halaman rumah Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana, memberikan pengakuan soal keberadaan kerangkeng itu.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, kerangkeng manusia itu menjadi tempat pembinaan bagi pecandu narkoba. Lokasinya berada di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat. Kapasitas kerangkeng itu bisa menampung 160 orang.
"Kalau untuk kapasitas paling banyak 160 orang. Jadi kalau lebih dari situ, kita tidak bisa menampungnya lagi," kata Suparman, Selasa (25/1).
Dalam menjalankan tempat pembinaan bagi pecandu narkoba, Suparman mengatakan ada sejumlah program yang dilakukan untuk mengobati pasien agar terbebas dari penyalahgunaan atau kecanduan narkoba.
Program itu antara lain rehabilitasi dan pengobatan yang tenaga medisnya langsung didatangkan dari Dinas Kesehatan di Kecamatan Kuala.
"Dalam masa pembinaan, pasien juga mendapatkan pengobatan medis. Hal ini demi menunjang berlangsungnya saat masa pembinaan," terang dia.
Pengawas sekaligus Kepala Desa (Kades) Balai Kasih, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Suparman PA. Foto: Dok. Istimewa
Suparman yang juga merupakan Kepala Desa Balai Kasih itu menuturkan, sejak pertama berdiri hingga saat ini, tempat pembinaan bagi pecandu narkoba milik Terbit Rencana telah menyembuhkan sedikitnya 500 pasien atau pecandu.
ADVERTISEMENT
Selain mendapat pengobatan gratis, seluruh pasien juga mendapatkan siraman rohani seperti menjalankan salat 5 waktu, pengajian dan lain-lainnya berkaitan dengan keagamaan.
Masih kata Suparman, seluruh pasien yang dirawat di tempat pembinaan bagi pecandu narkoba ini seluruhnya diserahkan oleh pihak keluarga dan membuat pernyataan tertulis.
"Jadi tidak ada unsur paksaan di sini. Semua pasien diantarkan oleh pihak keluarga untuk mendapatkan pengobatan gratis," tutup dia.