Ini Tugas Putra Mahkota MBS sebagai Perdana Menteri Arab Saudi

28 September 2022 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangeran MbS menyaksikan pengambilan sumpah secara virtual sejumlah dubes, termasuk Inas binti Ahmed Al Shawan sebagai dubes untuk Swedia dan Islandia. Foto: Kemlu Arab Saudi
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran MbS menyaksikan pengambilan sumpah secara virtual sejumlah dubes, termasuk Inas binti Ahmed Al Shawan sebagai dubes untuk Swedia dan Islandia. Foto: Kemlu Arab Saudi
ADVERTISEMENT
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), diangkat sebagai Perdana Menteri Arab Saudi pada Selasa (27/9).
ADVERTISEMENT
MBS sebelumnya menjabat sebagai Wakil PM Arab Saudi sekaligus Menteri Pertahanan Arab saudi pada 2015. Posisi Menhan Arab Saudi kini akan digantikan oleh adiknya, Khalid bin Salman.
Dekrit kerajaan mempertahankan jabatan Menteri Energi Arab Saudi bagi putra lainnya dari Raja Salman, Pangeran Abdulaziz bin Salman.
Secara tradisional, jabatan PM dipegang oleh Raja Arab Saudi. Raja Salman sendiri telah menduduki kekuasaan sejak 2015. Namun, dia berulang kali dirawat di rumah sakit selama dua tahun terakhir.
Selama bertahun-tahun, Arab Saudi telah berusaha memadamkan spekulasi mengenai kondisi kesehatan Raja Salman. Pihaknya juga menepis rencana Raja Salman turun takhta demi MBS. Sang pangeran berada pada urutan pertama untuk menggantikan ayahnya sejak 2017.
Keputusan untuk mengangkat MBS sebagai Menhan Arab Saudi mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan cepat dalam Kerajaan Arab Saudi. Perombakan kabinet terbaru lantas menandai pergeseran kekuasaan yang lambat namun stabil di negara tersebut.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz. Foto: Reuters
Analis mengatakan, MBS telah menjadi penguasa de facto Kerajaan Arab Saudi selama beberapa tahun terakhir. Penunjukan itu akhirnya meresmikan kekuasaan yang telah lama dipegang MBS. Arab Saudi belum mengungkapkan alasan di balik keputusan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, peran baru MBS dikatakan akan sejalan dengan tugas-tugas perwakilan yang sebelumnya diberikan oleh Raja Salman. MBS akan mewakili kunjungan resmi ke luar negeri dan memimpin pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Arab Saudi.
Putra mahkota berusia 37 tahun itu sudah bertanggung jawab atas banyak tugas utama kerajaan, termasuk dalam sektor ekonomi, pertahanan, minyak, dan keamanan internal.
"Yang Mulia putra mahkota, berdasarkan perintah raja, sudah mengawasi badan eksekutif utama negara setiap hari, dan peran barunya sebagai perdana menteri ada dalam konteks itu," terang seorang pejabat yang menolak disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Rabu (28/9).
Pangeran MBS mewakili Raja Salman mengikuti prosesi pencucian tahunan Ka'bah pada Selasa (16/8/2022) WIB. Foto: Twitter/MakkahRegion
PM Arab Saudi biasanya memimpin rapat Dewan Menteri Arab Saudi (Majlis al-Wuzarāʾ) atau Kabinet Arab Saudi. Walaupun terdapat perombakan, Raja Salman akan terus memimpin rapat tersebut.
ADVERTISEMENT
Dewan itu mengelola masalah eksekutif dan administratif Kerajaan Arab Saudi. Tugasnya berkisar dari kebijakan luar negeri dan dalam negeri, pertahanan, keuangan, kesehatan, dan pendidikan.
Menjadikan putra mahkota sebagai PM adalah langkah yang tidak biasa di Arab Saudi. Tetapi, pihaknya pernah menempuh langkah itu ketika menunjuk Putra Mahkota Faisal al-Saud pada 1950-an.
Keputusan tersebut memicu perebutan kekuasaan yang menyebabkan abdikasi Raja Saud. Analis menerangkan, skenarionya kini berbeda. Arab Saudi justru menyelesaikan pertanyaan pelik terkait protokol, mengingat tugas-tugas yang selama ini telah dijalankan oleh MBS.
"[MBS] telah melalui fase perebutan kekuasaan dan memenangkannya, jadi yang terjadi sekarang adalah lebih banyak regularisasi otoritasnya," papar pakar politik Arab Saudi di Universitas Birmingham, Umar Karim, dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT