Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Integrasi Angkutan dan Pembelian Tiket Bakal Dorong Pengguna Transportasi Umum
1 Juli 2022 2:28 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Normalnya aktivitas masyarakat, setelah dua tahun di rumah saja akibat pandemi COVID-19 membuat kondisi lalu lintas kembali diwarnai kemacetan , khususnya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
ADVERTISEMENT
Seperti biasa, padatnya lalu lintas tersebut dikarenakan masyarakat masih lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum .
Pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan, persoalan kemacetan di Jabodetabek merupakan masalah klasik dari tahun ke tahun, terutama di Jakarta. Hal itu dikarenakan arus transportasi mengarah pada satu titik, yaitu ke Jakarta.
Keengganan masyarakat untuk memanfaatkan transportasi umum salah satunya karena kurang terintegrasinya moda transportasi publik dengan tempat tinggal atau lingkungan perumahan para pekerja.
“Transportasi publik itu dibangun di tengah kota, LRT dan sebagainya di situ, sementara pekerja di Jakarta itu tinggal di pinggir kota. Jadi perlu ada penghubung antara pinggiran dan tengah kota,” jelasnya dikutip dari keterangannya, Jumat (1/7).
Agar moda transportasi tersebut terintegrasi, lanjut Yayat, perlu ada kolaborasi atau kerja sama business to business antar-stakeholder terkait. Seperti kerja sama Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dengan Light Rail Transit (LRT) dan Transjakarta dalam integrasi satu tarif agar lebih terjangkau.
ADVERTISEMENT
Kemudian ada juga kolaborasi antara PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dengan Gojek untuk memudahkan dalam urusan pembelian tiket KRL melalui fitur GoTransit di aplikasi Gojek. Lewat GoTransit, pengguna bisa memilih rute perjalanan. sehingga dapat memilih rute maupun membandingkan harga moda transportasi publik sesuai kebutuhan.
Selain itu, estimasi waktu perjalanan, hingga memantau jadwal operasional transportasi publik dapat dilakukan dalam satu fitur.
“Menurut saya kerja sama antar badan usaha itu bagus. Disinergikan agar tidak ada sekat yang menghambat orang untuk menggunakan moda transportasi publik. Karena transportasi saat ini menjadi media bagi orang untuk berpindah dari satu titik ke titik lain, dan tidak selalu dari rumah ke kantor saja,” jelas Yayat.
Selain integrasi moda transportasi, lanjut Yayat, untuk mengurangi tingkat kemacetan di wilayah Jabodetabek juga perlu dilakukan integrasi tarif, kelembagaan, dan jadwal.
ADVERTISEMENT
“Kalau semua itu sudah diintegrasinya, tinggal dilakukan trafik manajemen untuk pembatasan,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan pengamat transportasi Azas Tigor. Menurutnya, pembatasan kendaraan melalui ganjil genap yang diterapkan saat ini bukanlah solusi yang tepat.
Justru hal itu dapat menambah kemacetan, karena mendorong orang untuk membeli mobil kedua dengan nomor ganjil atau genap sesuai kebutuhan.
“Jakarta ini macetnya sudah kompleks, kalau mau diselesaikan tidak bisa parsial, tapi perlu yang sistematis,” tuturnya.
Oleh karena itu, integrasi moda transportasi hingga ke wilayah penyangga Jakarta harus dilakukan secara menyeluruh. Begitu pun dengan layanan pembelian tiket yang juga perlu diintegrasikan dalam satu platform untuk memudahkan pengguna.
Jika hal tersebut sudah dilakukan, maka dengan sendirinya akan menarik pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
ADVERTISEMENT
“Kalau perlu, parkir kendaraan pribadi ditiadakan di Jakarta untuk mendorong orang menggunakan kendaraan umum,” pungkasnya.