Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Intelijen AS Akui China adalah Ancaman Militer dan Siber Terbesar
26 Maret 2025 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
China tetap menjadi ancaman utama bagi Amerika Serikat, terutama di bidang militer dan siber.
ADVERTISEMENT
Laporan tahunan badan intelijen AS yang dirilis Selasa (26/3) menyebut Beijing terus mengembangkan kemampuan untuk merebut Taiwan dan menargetkan infrastruktur serta aset AS.
“Militer China memiliki senjata hipersonik, pesawat siluman, kapal selam canggih, serta sistem perang ruang angkasa dan siber yang lebih kuat,” kata Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard, dalam sidang Komite Intelijen Senat.
Mengutip Reuters, ia menyebut China sebagai “pesaing strategis paling cakap” bagi Washington.
Laporan itu juga menyebut China hampir pasti memiliki strategi nasional untuk menggantikan AS sebagai kekuatan kecerdasan buatan (AI) terdepan pada 2030.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) disebut berencana menggunakan model bahasa besar (large language models) untuk menyebarkan disinformasi dan serangan siber.
Taiwan dan Persaingan di Arktik
China disebut meningkatkan paksaan militer dan ekonomi terhadap Taiwan.
ADVERTISEMENT
“PLA mungkin membuat kemajuan yang stabil tetapi tidak merata dalam kemampuan yang akan digunakannya untuk merebut Taiwan dan menghalangi—bahkan jika perlu, mengalahkan—intervensi militer AS,” tulis laporan itu.
Selain itu, Beijing berupaya memperluas pengaruhnya ke Arktik dengan mengakses sumber daya alam Greenland.
“China melihat Greenland sebagai pijakan strategis utama,” tambah laporan tersebut.
Wakil Presiden AS JD Vance, sang istri, dan sejumlah pejabat AS dikabarkan akan mengunjungi Greenland pekan ini bersama delegasi tinggi AS.
Ketegangan Ekonomi
Di bidang ekonomi, laporan itu menyebut pertumbuhan China melambat akibat rendahnya kepercayaan konsumen dan investor.
AS memperkirakan Beijing bersiap menghadapi lebih banyak gesekan ekonomi dengan negaranya.
Sementara itu, Direktur CIA John Ratcliffe menuding China enggan menindak bisnis domestiknya yang memasok bahan kimia prekursor fentanil, obat yang menyebabkan krisis overdosis di AS.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada yang mencegah China untuk menindak ini,” katanya.
China pun membantah tudingan tersebut.
“AS seharusnya tidak menggunakan logika hegemoninya sendiri untuk meniru China atau melihat hubungan ini dengan pola pikir Perang Dingin yang ketinggalan zaman,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun.
Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, menambahkan bahwa AS hanya menggembar-gemborkan ancaman China untuk mempertahankan hegemoni militernya.
“China berkomitmen pada perdamaian, stabilitas, dan integritas teritorialnya,” kata Liu.
Iran dan Rusia dalam Radar Intelijen
Selain China, laporan itu juga menyoroti Iran dan Rusia.
Iran disebut terus mengembangkan sistem rudal dan UAV serta mendukung kelompok militan. Namun, AS menilai Teheran belum membangun senjata nuklir.
Rusia, bersama Iran, Korea Utara, dan China, dinilai aktif menantang kepentingan AS.
ADVERTISEMENT
“Perang di Ukraina memberi Rusia banyak pelajaran tentang bagaimana menghadapi senjata dan intelijen Barat dalam perang skala besar,” kata laporan tersebut.
Sidang Dihantui Kebocoran Intelijen
Sidang Komite Intelijen Senat diwarnai ketegangan setelah terungkap bahwa pejabat tinggi AS, termasuk Gabbard dan Ratcliffe, sempat mendiskusikan rencana militer sensitif dalam grup pesan 'Signal' yang tak sengaja menyertakan seorang jurnalis.
Di sisi lain, sebagian senator Republik mengalihkan perhatian ke isu imigrasi ilegal, yang disebut dalam laporan sebagai ancaman terhadap infrastruktur AS.
“Imigrasi skala besar memungkinkan teroris yang diketahui atau diduga masuk ke AS,” tulis laporan tersebut.
Laporan setebal 33 halaman ini menegaskan China tetap menjadi prioritas utama bagi komunitas intelijen AS, baik dari aspek militer, ekonomi, maupun siber.
ADVERTISEMENT