Iran-AS Ungkap Progres Perundingan Nuklir, Pertemuan Teknis Digelar Pekan Depan

20 April 2025 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi berjaga saat putaran kedua perundingan nuklir AS-Iran di kedutaan Oman, Roma, Italia, Sabtu (19/4/2025). Foto: Vincenzo Livieri/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berjaga saat putaran kedua perundingan nuklir AS-Iran di kedutaan Oman, Roma, Italia, Sabtu (19/4/2025). Foto: Vincenzo Livieri/REUTERS
ADVERTISEMENT
Iran dan Amerika Serikat mengungkap kemajuan positif dalam pembicaraan tidak langsung terkait program nuklir Iran. Kedua negara juga telah menyepakati pertemuan lanjutan pada Sabtu pekan depan di Oman.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan diumumkan usai negosiasi putaran kedua yang berlangsung selama empat jam di Roma pada Sabtu (19/4).
“Kami berhasil membuat kemajuan dalam sejumlah prinsip dan tujuan, dan akhirnya mencapai pemahaman yang lebih baik,” kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi kepada televisi pemerintah setelah pertemuan, seperti diberitakan Reuters.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi berbicara pada hari PBB di Teheran, pada tanggal 22 Oktober 2013. Foto: ATTA KENARE / AFP
Araqchi menambahkan, negosiasi akan berlanjut ke tingkat teknis, dengan pertemuan para ahli dimulai pada Rabu mendatang di Oman untuk mulai menyusun kerangka kesepakatan.
Pertemuan teknis tersebut akan dilanjutkan dengan pertemuan tingkat tinggi pada 26 April, guna meninjau hasil kerja para ahli dan mengukur sejauh mana kesesuaian dengan prinsip-prinsip yang telah dibahas.
Polisi berjaga saat putaran kedua perundingan nuklir AS-Iran di kedutaan Oman, Roma, Italia, Sabtu (19/4/2025). Foto: Vincenzo Livieri/REUTERS
Pertemuan di Roma merupakan pembicaraan tidak langsung kedua dalam sepekan antara Araqchi dan utusan Presiden Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.
ADVERTISEMENT
Komunikasi dijembatani oleh seorang pejabat Oman yang bertugas menyampaikan pesan antar kedua delegasi.
Sementara itu, Presiden Trump kembali menegaskan bahwa tujuan utama AS ialah memastikan Iran tidak mengembangkan senjata nuklir.
“Saya mendukung penghentian penuh atas kepemilikan senjata nuklir oleh Iran. Saya ingin Iran makmur, tapi mereka tidak bisa memiliki senjata nuklir,” ujar Trump pada wartawan, Jumat (18/4).
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Pemimpin Iran, Ayatulloh Ali Khamenei. Foto: Reuters, AFP
Sejak AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 di masa jabatan pertama Trump, ketegangan meningkat.
Iran secara bertahap melampaui batas pengayaan uranium yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut. Menurut pejabat Barat, level dan stok pengayaan Iran saat ini melampaui kebutuhan untuk program energi sipil.
ADVERTISEMENT
Dalam pembicaraan ini, Iran kembali menegaskan program nuklirnya bertujuan damai dan terbuka untuk membahas pembatasan terbatas, dengan syarat pencabutan sanksi internasional.
Namun, pejabat Iran yang mengetahui jalannya negosiasi mengatakan negaranya menolak membongkar sentrifus, menghentikan pengayaan sepenuhnya, atau mengurangi stok uranium di bawah tingkat yang ditetapkan dalam kesepakatan 2015.
Fasilitas pengayaan uranium Natanz di Teheran, Iran. Foto: Raheb Homavandi/reuters
Mengutip Reuters, seorang pejabat Israel dan dua sumber lain yang mengetahui perkembangan tersebut, menyebut pemerintahnya tetap menentang perjanjian nuklir dan tidak menutup kemungkinan melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dalam beberapa bulan mendatang.
Meski ada kemajuan, Iran pun menyampaikan sikap berhati-hati.
“Kami tidak bisa mengatakan kami optimis. Kami bertindak hati-hati, tidak ada alasan untuk terlalu pesimis,” ujar Araqchi.