Iran Hukum Mati Dua Pria Terkait Protes Kematian Mahsa Amini

9 Januari 2023 4:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang menggelar protes setelah kematian Mahsa Amini di Iran, di Athena, Yunani, Sabtu (24/9/2022).  Foto: Louiza Vradi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang menggelar protes setelah kematian Mahsa Amini di Iran, di Athena, Yunani, Sabtu (24/9/2022). Foto: Louiza Vradi/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Iran kembali mendapatkan kecaman Internasional. Kali ini karena mengeksekusi mati dua pria atas tuduhan membunuh seorang anggota pasukan paramiliter pada November 2022 lalu dalam protes besar yang dipicu kematian Mahsa Amini.
ADVERTISEMENT
Keduanya dihukum gantung. Total sudah empat orang dieksekusi oleh Iran akibat kerusuhan yang terjadi sejak pertengahan September 2022.
Selama proses tersebut, Iran menentang kampanye kelompok-kelompok hak asasi internasional untuk menyelamatkan nyawa kedua pria itu.
Dikutip dari AFP, Kantor berita Mizan Online melaporkan bahwa "Mohammad Mehdi Karami dan Seyed Mohammad Hosseini, pelaku utama kejahatan yang menyebabkan mati syahidnya Ruhollah Ajamian, telah digantung."
Pihak jaksa mengatakan, Ajamian ditelanjangi dan dibunuh sekelompok orang saat mengamankan protes kematian Mahsa Amini. Ajamian pun disebut dibunuh oleh pengunjuk rasa.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengutuk eksekusi tersebut, yang katanya hanya berdasarkan pengadilan yang tidak adil berdasarkan pengakuan paksa. Washington juga mengutuk eksekusi tersebut.
"Eksekusi ini merupakan komponen kunci dari upaya rezim untuk menekan protes," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
ADVERTISEMENT
Uni Eropa mengatakan terkejut dengan penggunaan hukuman mati terhadap pengunjuk rasa sipil.
Kecaman juga datang dari Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock yang mengatakan eksekusi itu memperkuat keinginan untuk meningkatkan tekanan lebih lanjut terhadap Teheran dengan Uni Eropa.
Sejumlah demonstran bergabung dalam aksi protes terkait kematian Mahsa Amini di depan markas besar PBB di Erbil, Irak, Sabtu (24/9/2022). Foto: Azad Lashkari/REUTERS
Sejak kematian Mahsa Amini pada September lalu, demonstrasi dalam skala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya pecah di penjuru Iran. Negara asing pun berbondong-bondong menyuarakan solidaritasnya dan melakukan aksi protes yang sama.
Mahsa Amini ditangkap oleh polisi moral Iran pada 13 September lantaran diduga tidak mengenakan hijab sesuai aturan yang berlaku. Ia meninggal dunia dalam tahanan tiga hari kemudian, diduga akibat mengalami penyiksaan dari pihak berwenang.
Dalam menyikapi gelombang amarah besar-besaran itu, pemerintah di Teheran bersikap keras. Mereka berulang kali menepis segala tuduhan kekerasan yang dilakukan oleh pihak kepolisian — melempar pertanggungjawaban kepada intervensi Barat dalam konflik itu dan menangkap massa anti-pemerintah yang dinilai telah mengganggu ketertiban.
ADVERTISEMENT
Beberapa di antara tahanan itu bahkan harus menghadapi hukuman mati. Pada Senin (12/12) pekan ini misalnya, Iran telah menggantung seorang pria di depan umum lantaran diketahui membunuh dua anggota pasukan keamanan pemerintah.
Sehubungan dengan tindakan pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan terhadap perempuan itulah, AS menjadi salah satu negara yang mengecam Iran — hingga akhirnya mendesak PBB untuk memberikan sanksi internasional kepada Republik Islam tersebut.