Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu diungkap oleh seorang pejabat senior Iran, Kamal Kharrazi. Dia mengepalai dewan penasihat yang terkait dengan kepemimpinan Iran.
"[Iran] memiliki kemampuan teknis untuk membuat bom nuklir," ujar Kharrazi, dikutip dari AFP, Senin (18/7/2022).
"[Tetapi] belum membuat keputusan untuk membuat bom atom," tambah dia.
Mantan Menteri Luar Negeri Iran itu menambahkan, Teheran telah meluncurkan latihan militer pula. Namun, dia tidak merinci waktu pelaksanaan latihan tersebut.
Kharrazi mengatakan, pelatihan itu diadakan guna bersiap menyerang Israel. Serangan dapat terwujud bila Israel terlebih dulu menyasar 'instalasi sensitif' milik Iran.
Kharrazi menegaskan pernyataan itu usai kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, ke Israel.
Biden menandatangani sebuah pakta keamanan bersama Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, pada Kamis (14/7/2022). Keduanya sepakat untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir terdahulu masih terhenti. Kesepakatan nuklir pada 2015 menawarkan keringanan sanksi dengan imbalan pembatasan program nuklir Iran.
AS menarik diri dari perjanjian itu saat masa pemerintahan Donald Trump pada 2018. Trump memutuskan untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
Iran telah berupaya memulihkan kesepakatan tersebut. Tetapi, negosiasi dengan pihak-pihak terkait menemui kebuntuan sejak Maret silam.
AS kemudian memasuki pakta keamanan baru bersama Israel. Perjanjian itu menyatakan, AS siap menggunakan seluruh kekuatannya untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir.
Iran menuduh, Washington tengah memprovokasi ketegangan di Timur Tengah. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) lalu mengabarkan, Iran telah mengoperasikan pabrik bahan bakar nuklir.
Pada Januari 2021, Iran mengaku sedang memperkaya produksi uranium hingga 20 persen di fasilitas tersebut. Tingkat itu jauh melampaui batas dalam kesepakatan pada 2015, yakni 3,67 persen.
ADVERTISEMENT
Iran lalu mengatakan, pihaknya telah mencapai tingkat 60 persen melalui produksi di fasilitas lain. Namun, angka itu masih kurang dari 90 persen produksi uranium untuk penggunaan militer.