Iran: Kematian Seluruh Pemimpin AS Tak Bisa Balaskan Terbunuhnya Soleimani

13 April 2022 20:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menyambut kedatangan jenazah Jenderal Qassem Soleimani di bandara internasional Ahvaz , di Ahvaz, Iran Foto: Hossein Mersadi/Fars news agency/WANA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga menyambut kedatangan jenazah Jenderal Qassem Soleimani di bandara internasional Ahvaz , di Ahvaz, Iran Foto: Hossein Mersadi/Fars news agency/WANA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Seorang komandan senior Iran mengatakan tewasnya seluruh pemimpin Amerika Serikat tidak akan cukup untuk membalaskan pembunuhan eks komandan Pasukan Quds, Qassem Soleimani.
ADVERTISEMENT
"Martir Soleimani adalah karakter yang hebat sehingga apabila semua pemimpin Amerika dibunuh, ini tetap tidak akan membalas pembunuhannya," kata komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mohammad Pakpour, dikutip dari Reuters.
"Kita harus membalasnya dengan mengikuti jalan Soleimani dan melalui metode lain,” tegasnya.
Jenderal Iran Qassem Soleimani. Foto: Office of the Iranian Supreme Leader via AP
Soleimani terbunuh dalam serangan drone AS di Bandara Baghdad pada 3 Januari 2020. Serangan ini dilancarkan atas perintah Presiden AS saat itu Donald Trump.
Serangan itu juga menewaskan empat anggota Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) termasuk komandan militer Irak yang mengepalai PMF Abu Mahdi al-Muhandis.
Pemerintahan Trump mengatakan Soleimani menjadi sasaran akibat keterlibatannya dalam serangan terhadap pasukan Amerika di Irak. Soleimani juga dicurigai merencanakan serangan terhadap kepentingan AS di masa depan.
ADVERTISEMENT
Serangan itu dikecam keras oleh Pemerintah Iran dan berbagai pihak. Beberapa jam setelah penguburan Soleimani pada 7 Januari 2020, militer Iran meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Irak.
Pernyataan Pakpour muncul beberapa hari setelah Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley mengatakan, dia tidak mendukung penghapusan Pasukan Quds Iran, bagian dari IRGC, dari daftar organisasi teroris asing.
Hal ini diminta Teheran sebagai syarat untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir tahun 2015.
Penulis: Airin Sukono.