Iran Murka Trump Masukkan Houthi ke Daftar Teroris

24 Januari 2025 5:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pengunjuk rasa, salah satunya memegang bendera Palestina, mengambil bagian dalam aksi solidaritas dengan rakyat Gaza di ibu kota Sanaa yang dikuasai Huthi pada (5/1/2024) di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel. Foto: Mohammed Huwais / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para pengunjuk rasa, salah satunya memegang bendera Palestina, mengambil bagian dalam aksi solidaritas dengan rakyat Gaza di ibu kota Sanaa yang dikuasai Huthi pada (5/1/2024) di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel. Foto: Mohammed Huwais / AFP
ADVERTISEMENT
Iran mengutuk sikap Presiden AS Donald Trump yang kembali memasukkanmilisi Houthi yang bersekutu dengan Teheran Yaman sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO).
ADVERTISEMENT
Juru bicara kementerian luar negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan bahwa langkah itu, menjatuhkan hukuman ekonomi yang lebih keras daripada yang diterapkan pemerintahan Biden.
"Alasan untuk menerapkan sanksi anti-manusia terhadap rakyat Yaman," demikian dilansir Al Arabaiya, Jumat (24/1).
"Tindakan sepihak yang sewenang-wenang dan tidak berdasar seperti itu akan semakin melemahkan supremasi hukum dalam hubungan internasional dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional," kata Baghaei.
Houthi, yang menguasai sebagian besar Yaman, telah melakukan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal yang mengarungi Laut Merah sejak November 2023. Aksi mereka sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina atas perang Israel melawan Hamas di Gaza. Mereka telah menenggelamkan dua kapal, menyita satu lagi dan menewaskan setidaknya empat pelaut.
ADVERTISEMENT
Serangan itu telah mengganggu pengiriman global, memaksa perusahaan untuk mengalihkan rute ke perjalanan yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Afrika selatan selama lebih dari setahun.
Pada tahun 2021, Joe Biden telah mencabut penunjukan teroris Trump untuk mengatasi masalah kemanusiaan di Yaman. Biden tahun lalu menunjuk kelompok itu sebagai organisasi "Teroris Global yang Ditunjuk Khusus", tetapi menunda penerapan penunjukan FTO yang lebih keras.