Iran Tangkap Pria yang Jilati Makam Imam Syiah di Tengah Wabah Corona

4 Maret 2020 18:13 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja mendisinfeksi situs suci Masumeh Qom untuk mencegah penyebaran virus corona di Iran. Foto: AFP/FARS NEWS AGENCY/MEHDI MARIZAD
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja mendisinfeksi situs suci Masumeh Qom untuk mencegah penyebaran virus corona di Iran. Foto: AFP/FARS NEWS AGENCY/MEHDI MARIZAD
ADVERTISEMENT
Kepolisian Iran menangkap seorang pria yang menjilati makam seorang imam Syiah di kota Mashhad. Tindakannya ini dianggap berbahaya di tengah wabah virus corona yang mendera Iran.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, pria tersebut adalah Jafar Ghafouri. Dia ditangkap polisi Senin lalu setelah videonya menjilati dan mencium besi makam Imam Reza di Mashhad viral.
Dalam video tersebut, Ghafouri mengatakan dia akan memakan seluruh virus corona yang ada di tempat tersebut agar umat Syiah masih bisa berziarah.
"Saya datang untuk menjilati makam Imam Reza agar saya bisa tertular penyakitnya, supaya orang lain bisa datang ke tempat ini dengan tenang," kata Ghafouri seperti dikutip dari Al-Arabiya.
Tindakan Ghafouri dicontoh oleh beberapa orang di kota suci bagi umat Syiah lainnya, Qom. Dalam sebuah video, seorang pria menjilati tempat pemujaan Fatima Masumeh di Kota Qom.
"Jangan main-main dengan keimanan, virus corona tidak ada hubungannya dengan tempat suci Syiah," kata pria tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam video lainnya, tindakan tersebut dilakukan seorang anak lelaki. Pria dewasa yang merekamnya terdengar memujinya.
Tindakan tersebut menuai kecaman dari anggota parlemen Iran, Hasan Nowrozi. Menurut dia, tindakan itu selain berbahaya juga memicu tumbuh suburnya berita palsu dan takhayul.
Seorang pekerja mendisinfeksi situs suci Masumeh Qom untuk mencegah penyebaran virus corona di Iran. Foto: AFP/FARS NEWS AGENCY/MEHDI MARIZAD
"Orang seperti itu terancam hukuman dua bulan hingga dua tahun penjara dan 74 kali cambuk," kata Nowrozi, dikutip dari The Independent.
Iran adalah salah satu negara dengan jumlah penderita virus corona tertinggi di luar China. Sampai saat ini, pasien positif virus corona di Iran mencapai lebih dari 2.300 orang, angka kematian 77 orang.
Salah satu pusat penyebaran virus corona adalah Qom dan Mashhad yang banyak didatangi umat Syiah untuk berziarah. Diberitakan Reuters, pemerintah Iran menolak menutup Kota Qom demi mencegah kepanikan.
Polisi mengawasi seorang pekerja saat mendisinfeksi situs suci Masumeh Qom untuk mencegah penyebaran virus corona di Iran. Foto: AFP/FARS NEWS AGENCY/MEHDI MARIZAD
Para ulama Syiah justru mendorong warga mendatangi makam-makam para wali mereka, mengatakan bahwa itu adalah tempat-tempat penyembuhan.
ADVERTISEMENT
"Kami menganggap tempat-tempat suci itu lokasi penyembuhan. Artinya orang-orang harus datang untuk menyembuhkan penyakit fisik dan spiritual," kata Mohammad Saeedi, wakil Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Khamenei di Kota Qom.