Iran Temukan Ladang Minyak Baru, Berisi 53 Miliar Barel Minyak Mentah

11 November 2019 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minyak Iran Foto: Reuters/Raheb Homavandi/File Photo
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak Iran Foto: Reuters/Raheb Homavandi/File Photo
ADVERTISEMENT
Pemerintah Iran mengklaim telah menemukan ladang minyak baru berisikan cadangan minyak mentah hingga puluhan miliar barel. Diharapkan temuan ini bisa membuat Iran selamat dari tekanan sanksi Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Klaim ini disampaikan oleh Presiden Hassan Rouhani dalam pernyataannya Minggu (10/11). Dia mengatakan, ini adalah bukti bahwa Iran akan mampu selamat dari sanksi internasional.
"Di hari Gedung Putih menjatuhkan sanksi untuk penjualan minyak Iran, pekerja dan tim eksplorasi Perusahaan Minyak Nasional Iran telah menemukan ladang minyak dengan cadangan minyak mentah 53 miliar barel," kata Rouhani seperti dikutip Reuters.
Dia mengatakan, ladang minyak ini terbentang 2.400 kilometer persegi dari Bostan ke Omidiyeh di provinsi Khuzestan . Kedalamannya juga hanya 80 meter dari permukaan tanah, sehingga mudah diekstraksi.
Hassan Rouhani Foto: Reuters/Lucas Jackson
Rouhani menambahkan, jika satu persen saja minyak itu bisa diekstraksi, maka akan menghasilkan pemasukan bagi Iran hingga USD 32 miliar.
Namun Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh merevisi pernyataan Rouhani. Dia mengatakan cadangan minyak di ladang baru tersebut hanya 22,2 miliar barel, bukan 53 miliar.
ADVERTISEMENT
Selain itu Zanganeh juga mengatakan Iran hanya mampu mengekstraksi sepersepuluhnya, atau 2,2 miliar barel, karena keterbatasan teknologi.
Iran saat ini menempati posisi keempat negara dengan cadangan minyak bumi terbesar dan kedua terbesar untuk cadangan gas alam. Namun banyaknya cadangan minyak bukan jaminan kekayaan jika negara tersebut tidak mampu mengelolanya.
Misalkan Venezuela, negara dengan cadangan minyak terbesar dunia, yang kini melarat diterpa krisis ekonomi akibat salah atur sumber daya. Iran juga demikian, akibat sanksi AS, pasar penjualan minyak mereka menjadi sempit.
Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, AS kembali bermusuhan dengan Iran. Trump tahun lalu mengeluarkan AS dalam kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara Barat yang diteken 2015.
Dalam kesepakatan itu, Iran berjanji menurunkan kemampuan nuklir agar tidak bisa membuat senjata dengan balasan pencabutan sanksi dan embargo.
ADVERTISEMENT