Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Anggota Komisi III DPR I Wayan Sudirta mendukung penuh Irjen Nana Sudjana yang telah ditunjuk menjadi Kapolda Metro Jaya. Dia menyebut, latar belakang intelijen yang dimiliki Nana layak memimpin Ibu Kota.
ADVERTISEMENT
"Nana ini kan lebih banyak berkecimpung di bidang intel, dia juga pernah jadi kapolsek, kapolres, wakapolda. Pengalamannya relatif lengkap, itu sebagai hal kedua. Pertama, intel punya deteksi dini, kedua punya pengalaman lengkap," kata Wayan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/12).
Bagi Wayan, Kapolda Metro Jaya mesti cakap dalam hal deteksi dini gangguan massa demonstrasi. Seberapa jauh demo bisa dikendalikan dan seberapa jauh demo bisa melebar tanpa kontrol.
Oleh karena itu, sosok kapolda yang punya keahlian intelijen mumpuni layak memimpin Polda Metro Jaya.
"Demokrasi harus imbang dengan peran negara. Demokrasinya dijalankan, tapi peran negara juga tidak boleh terlambat kalau lihat di berbagai kejadian belahan dunia seperti di Hong Kong," kata Wayan.
"Untuk meniadakan chaos, antisipasi itu kan penting bagi keamanan. Nah, di situ pentingnya peranan seorang kapolda yang memiliki kemampuan intel yang memadai," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dijelaskan Wayan, kalau terlalu keras pada demo, demokrasi terganggu. Tetapi kalau terlambat mengatasi demo, bisa chaos, negara terlambat hadir. Keamanan masyarakat dan keamanan negara bisa dipertaruhkan.
"Kalau lambat koordinasi, tidak punya komunikasi dengan pemerintah pusat, ini juga akan jadi hambatan tersendiri. Tidak boleh jadi Kapolda Metro Jaya masih kikuk berhadapan dengan instansi-instansi, baik vertikal maupun horizontal dan juga pemerintah pusat, kementerian," sebutnya.
Lebih lanjut, menurut Wayan, Kapolda Metro Jaya mesti lihai melakukan komunikasi dengan berbagai instansi pemerintahan dengan cepat.
"Mari kita dukung dan percayakan, mudah-mudahan Jakarta akan lebih lancar lalin, lebih aman kondisinya, bisa menyeimbangkan antara demokrasi dan kehadiran negara," harapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Idham Azis mengangkat Irjen Gatot Eddy Pramono sebagai Wakapolri menggantikan Komjen Ari Dono. Pengangkatan Gatot tertuang dalam ST/3330/XII/KEP./2019 tertanggal 20 Desember 2019.
ADVERTISEMENT
“Benar, Pak Irjen Gatot jadi Wakapolri,” kata AsSDM Polri Irjen Eko Indra Heri kepada kumparan, Jumat (20/12).
Setelah mengangkat Gatot sebagai Wakapolri, Idham langsung menunjuk Irjen Nana Sudjana yang menjabat Kapolda NTB sebagai Kapolda Metro Jaya. Pengangkatan Nana tertuang dalam ST/3331/XII/KEP./2019 tertanggal 20 Desember 2019.