Irlandia hingga Prancis Sebut Israel Sengaja Serang UNIFIL di Lebanon

12 Oktober 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah pos untuk pasukan penjaga perdamaian PBB dari United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), di Marwahin, dekat perbatasan dengan Israel, Lebanon selatan, 6 April 2023. Foto: Aziz Taher/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah pos untuk pasukan penjaga perdamaian PBB dari United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), di Marwahin, dekat perbatasan dengan Israel, Lebanon selatan, 6 April 2023. Foto: Aziz Taher/Reuters
ADVERTISEMENT
Insiden penembakan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon oleh militer Israel menuai kecaman keras dari sejumlah negara Eropa, termasuk Irlandia dan Prancis.
ADVERTISEMENT
Kedua negara secara tegas menyebut Israel sengaja menyerang posisi UNIFIL di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan kelompok militan Hizbullah.
Kepala Staf Militer Irlandia, Sean Clancy, meragukan klaim Israel bahwa serangan tersebut tidak disengaja. Ia menyebut, dari sudut pandang militer, tindakan tersebut tidak bisa dianggap kebetulan.
“Ini bukan tindakan yang tidak disengaja,” tegas Clancy, mengingat negaranya juga memiliki pasukan yang tergabung dalam misi UNIFIL.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk serangan tersebut, menyebut bahwa pasukan penjaga perdamaian telah “sengaja menjadi target”.
Macron juga menyerukan penghentian ekspor senjata yang digunakan Israel dalam serangan ke Gaza dan Lebanon.
Pemerintah Prancis, bersama dengan Spanyol dan Italia, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam aksi militer Israel dan menyatakan “kemarahan” atas insiden tersebut.
ADVERTISEMENT

Serangan terhadap UNIFIL

Anggota UNIFIL sedang berpatroli di perbatasan Lebanon-Israel. Foto: Dok. UNIFIL
Insiden ini terjadi ketika dua penjaga perdamaian asal Sri Lanka terluka dalam serangan Israel yang diklaim sebagai respons terhadap “ancaman langsung” di dekat pos UNIFIL di Lebanon. Penembakan ini merupakan insiden kedua dalam dua hari berturut-turut yang melibatkan serangan terhadap pasukan PBB di wilayah tersebut.
Sebelumnya, dua tentara Indonesia juga terluka akibat tembakan tank Israel yang menghantam menara pengawas milik UNIFIL.
Sekjen PBB António Guterres menyebut tindakan Israel sebagai “pelanggaran tidak dapat ditoleransi” dan menegaskan serangan ini melanggar hukum internasional.
Ia juga meminta Israel segera menghentikan serangan terhadap pasukan PBB dan melakukan investigasi menyeluruh.

Diplomasi di Tengah Konflik

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB di markas besar PBB di New York pada 25 September 2024. Foto: Leonardo Munoz/AFP
Di tengah kritik internasional, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera mengeluarkan resolusi gencatan senjata penuh di Lebanon.
ADVERTISEMENT
Seruan serupa datang dari sembilan negara Eropa di sekitar Laut Mediterania, yang mendesak penghentian konflik di Lebanon dan Gaza.
Utusan khusus AS, Amos Hochstein, menyatakan Amerika Serikat bekerja tanpa henti untuk mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.
“Kami ingin seluruh konflik ini segera berakhir,” ujarnya.
Meski demikian, ketegangan terus memanas di perbatasan, dengan serangan udara Israel menghantam wilayah Lebanon selatan dan timur, sementara Hizbullah mengeklaim meluncurkan roket ke beberapa wilayah Israel utara.