Ironi Kekeringan di Cibarusah, Bekasi

13 September 2017 9:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kekeringan Cibarusah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kekeringan Cibarusah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mungkin peribahasa ini cocok menggambarkan kondisi kekeringan di kawasan Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Padahal kawasan ini hanya ditempuh selama 2 jam perjalanan dari pusat pemerintahan Indonesia.
Kawasan ini selalu menjadi langganan kesulitan mendapatkan air bersih ketika musim kemarau tiba. Desa Ridogalih, Kecamatan Cibarusah, sudah mengalami musim kemarau sejak bulan Maret 2017. Para petani terpaksa berhenti menanam padi di lahan ribuan hektar akibat buruknya sistem irigasi.
Kekeringan Cibarusah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kekeringan Cibarusah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Sekitar 10 desa dari Kecamatan Cibarusa mengalami kekeringan, di antaranya: Desa Ridogalih, Ridomanah, Karang Mulia, Karang Indah, Medal Kerisna dan Bojong Mangun yang selalu memanfaatkan air dari sungai Cihoe untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka mandi, buang air besar, mencuci, minum dan mencukupi kebutuhan air untuk hewan ternak dari sungai yang sama.
Kekeringan Cibarusah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kekeringan Cibarusah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Warga menggali untuk membuat lubang di pinggir aliran sungai, agar resapan air tersebut dapat tersaring dari pasir dan menghasilkan air yang lebih bersih untuk kebutuhan air minum. "Di kawasan ini sangat sulit mendapatkan air bersih, menggali hingga 200 meter saja masih belum ada air," ujar Engkos (40), warga Desa Ridogalih, Rabu (13/9).
ADVERTISEMENT
Kekeringan Cibarusah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kekeringan Cibarusah (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Ia juga mengeluhkan pemerintah setempat yang tahun ini belum memberikan bantuan distribusi air bersih untuk masyarakat setempat. Engkos berharap aliran air PAM dapat masuk segera mungkin di kawasan ini agar warga tidak lagi sulit untuk mendapatkan air layak konsumsi.