Ironi Pengemis Pura-pura Lumpuh di Pasar Kembang Yogya

11 Juli 2023 7:48 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengemis. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengemis. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang pengemis pria berpura-pura lumpuh di Yogyakarta. Berdasarkan informasi, pengemis ini biasa mangkal di barat Loko Cafe, Jalan Pasar Kembang, Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Aksi itu terekam kamera dan viral di media sosial. Dalam akun Twitter @merapi_uncover tampak pengemis itu bisa berjalan normal saat pertama tiba ke tempatnya mangkal.
Dalam video kedua, terlihat ia dijemput petugas polisi Reskrim Polresta Yogyakarta yang mengendarai sepeda motor. Dia berjalan dengan normal.

Diamankan Polisi

Pengemis itu akhirnya diamankan ke Polsek Gedongtengen.
"Minggu tanggal 8 Juli 2023 telah menindak lanjuti viralnya pengemis yang pura-pura lumpuh," kata Kasi Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja.
Pengemis itu berinisial AP (53) asal Banguntapan, Kabupaten Bantul. Di Polsek Gedongtengen, AP diberikan arahan untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.
"Pelaku ditemukan, kemudian diamankan ke Polsek untuk pendataan lebih lanjut," katanya.

Kondisi Pengemis itu Sehat, Bicara Jelas

Dari hasil pemeriksaan, ternyata kondisi AP dalam keadaan sehat.
ADVERTISEMENT
"Sehat banget itu. Diajak ngobrol bisa. Jelas kok itu, jelas sehat dari segi fisik, kakinya sehat, bicara juga jelas, enggak gagu juga," kata Kasi Humas Polsek Gedongtengen Aiptu Aris Purwanto.
Aris menuturkan, alasan pria itu berpura-pura sakit dan mengemis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Alasannya ya, alasan yang sudah-sudah seperti yang biasa, alasan klise, alasannya ya ekonomi," ujarnya.
Sejumlah penumpang turun dari Kereta Bandara YIA. Foto: Dok. Railink
Dari lokasi AP mangkal, polisi menduga AP memang sengaja mencari target penumpang kereta api.
"Iya rata-rata kan penumpang prameks (kereta api) dan penumpang yang turun ini," katanya.
Tak diketahui berapa penghasilan AP ini. Namun, yang jelas dia sudah membuat surat pernyataan untuk tak mengulangi perbuatannya.
Ilustrasi pengemis. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Penghasilan Pengemis di Yogya Cukup Mencengangkan

Maraknya pengemis di Yogyakarta, juga diakui Satpol PP DIY. Bahkan penghasilan para pengemis dalam sehari juga menggiurkan, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
ADVERTISEMENT
"Dari segi penghasilan pengemis itu bukan orang miskin juga karena dari mengemis itu, dari pengalaman yang kami dapat (di lapangan) itu pendapatan mereka paling kecil Rp 500 ribu per hari. Itu dalam keadaan sepi," kata Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad.
"Kalau dikalikan 30 hari beroperasi sudah Rp 15 juta itu," jelasnya.
Jika kondisi ramai, pendapatan pengemis di Yogya bisa mencapai jutaan rupiah. Satpol PP DIY pernah menemukan pengemis yang membawa Rp 27 juta di kantong kresek. Ternyata itu hasil pengemis selama seminggu. Artinya sehari dia mendapat lebih dari Rp 2 juta.
"Dulu pernah kami tangkap di Malioboro itu bawa uang dalam kresek kita hitung Rp 27 juta. Itu uang (pecahan) Rp 10 ribu, Rp 5 ribu, Rp 2 ribu. Itu hasil seminggu," kata Noviar.
ADVERTISEMENT
Pernah juga didapati pengemis yang memiliki uang hingga puluhan juta di rekening. "Ada juga yang pernah kami tangkap itu punya rekening punya buku rekening Rp 48 juta di BNI," ujarnya.
Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad di Pemkab Sleman, Kamis (25/5). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Perda Larang Masyarakat Beri Uang Pengemis

Noviar mengatakan seusai Perda Nomor 1 Tahun 2014, masyarakat dilarang memberikan uang kepada pengemis. Jika melanggar maka akan disidang tipiring. Namun, karena Yogyakarta jadi tujuan wisatawan maka banyak orang yang tak paham Perda itu.
"Karena Yogya itu kota wisata, jadi pengunjung yang masuk ke Yogya itu tidak hanya orang Yogya, orang luar. Nah, orang ini enggak ngerti aturan yang ada. Sehingga dia sering ngasih-ngasih uang," katanya.

Pengemis dari Luar Yogya

Mudahnya wisatawan memberikan uang ke pengemis ini membuat profesi pengemis menjamur di Kota Pelajar. Banyak pengemis ini justru berasal dari luar DIY.
ADVERTISEMENT
"Rata-rata yang jadi pengemis di Yogya itu juga dari luar Yogya. Bukan dari Yogya asli, kebanyakan dari luar Yogya," katanya.
"Kita kan sudah ada MPU, Mitra Praja Utama, ada 10 provinsi dalam wadah kerja sama misal ada kedapatan itu (pengemis) Misalnya orang Jatim ke Jateng, nanti orang DIY menyerahkan ke Jatim, menyerahkan ke sana, begitu sebaliknya. Di antarkan," katanya.
Ilustrasi pengemis. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Bermacam Modus

Sementara itu, Noviar mengatakan banyak modus yang dilakukan para pengemis. Tak hanya berpura-pura lumpuh beberapa juga nekat menyewa anak kecil untuk memunculkan rasa iba masyarakat.
"Modusnya macam-macam ada yang nyewa anak ada juga. Anak disewakan kemudian dia menggendong. Macam-macam juga," katanya.
Satpol PP DIY terus berkoordinasi dengan Satpol PP Kabupaten Kota untuk menangani gelandangan dan pengemis.
ADVERTISEMENT
"Tidak semua harus Satpol-PP provinsi. Satpol-PP kabupaten kota sudah ada kerja sama dengan dinsos, diantarkan ke dinsos lalu ada tim assessment, itu yang nanti memilah-milah," katanya.
Ilustrasi pengemis. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Masyarakat Diminta Berperan Aktif

Masyarakat diminta untuk berperan aktif menangani keberadaan pengemis. Tak hanya melapor, masyarakat juga diminta mengusir apabila ada pengemis di lingkungannya.
"Tidak hanya sekadar melapor. Misal ada pengemis di wilayahnya ya sudah diusir aja (oleh masyarakat)," katanya.
Menurut Noviar, para pengemis ini sering kucing-kucingan dengan jam operasi Satpol PP. Selain itu banyak di antara mereka yang kambuhan.