Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ironi Tsamara: Penyumbang Suara PSI Terbanyak Kedua di 2019, Malah Hengkang
19 April 2022 12:17 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Politikus muda Tsamara Amany mundur dari PSI. Pengunduran diri Tsamara sebagai kader dan pengurus ini diumumkan dalam sebuah video di akun YouTube miliknya kemarin.
ADVERTISEMENT
"Per hari ini, 18 April 2022, saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pengurus dan kader PSI," kata Tsamara, Senin (18/4).
Tsamara menegaskan keputusannya ini berdasarkan pertimbangan pribadi. Ia menilai perlu perjalanan baru di luar partai politik, dan saat ini ingin lebih fokus menyuarakan isu perempuan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan.
Sudah lebih dari 5 tahun Tsamara bergabung partai besutan Grace Natalie tersebut, bahkan dikenal sebagai kader teras PSI. Tsamara menjabat sebagai Ketua DPP PSI Bidang eksternal dan berhasil menempati posisi kedua di Dapil 2 Jakarta Selatan pada Pileg 2019.
Lantas, seperti apa kiprah Tsamara di PSI?
Jabat Ketua DPP Bidang Eksternal, Kerap Kritisi Politisi dari Sudut Pandang Anak Muda
Tsamara dulu menyadari impian menjadi pejabat tidaklah mudah tanpa sokongan partai politik. Kendati demikian, ia masih menyisihkan skeptisisme terhadap parpol. Menurut dia, seseorang dapat berubah ketika menjadi bagian dari parpol meski memegang teguh idealisme.
ADVERTISEMENT
Tsamara lantas menimbang berbagai opsi sebelum mengaitkan diri dengan parpol. Setelah Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran pertama, ia memutuskan bergabung dengan PSI karena merasa memiliki kesamaan visi-misi politik yang menyasar generasi muda. Terlebih, Tsamara sudah sering terlibat dalam diskusi politik bersama salah satu penggagas PSI, Grace Natalie.
Tsamara kemudian dipercayai untuk menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Eksternal di PSI. Ia mengenyam tugas untuk membangun jaringan dengan komunitas, media, dan organisasi di luar struktur partai.
Pun ia menggaet pasarnya melalui media sosial.
Tsamara kerap mencetuskan diskusi politik untuk menarik anak muda agar tidak apatis melalui siaran di akun Instagram.
Ia juga tak henti melontarkan kritik melalui wadah tersebut. Namanya makin akrab dikenal publik selepas berdebat dengan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di media sosial.
ADVERTISEMENT
Pada 2017 lalu, ia mengkritik keras pandangan Fahri terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lincah dalam lisan pun tulisan, Tsamara merilis lima rekaman singkat dengan judul ‘5 Sesat Pikir Fahri Hamzah’. Tsamara juga sempat menantang Fahri dan Fadli Zon untuk mengadakan debat terbuka. Tetapi, seruan itu tidak pernah terwujud.
Pada 2018, Tsamara kembali mengkritisi figur lain. Ia menyinggung privilese Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Tsamara menyebut kekuasaan AHY sebagai warisan, bukan pencapaian. Ia lalu mengatakan, AHY tak pantas menyebut dirinya sebagai 'perwakilan anak muda'.
"Mewakili anak muda bukan sekadar soal usia. Tapi juga soal kerja keras dan kompetensi. Kita semua para politisi muda harus berupaya membuktikan itu," cuit Tsamara.
Jadi Caleg Dapil DKI Raih 140 Ribu Suara, Banyak Dukungan di Luar Negeri
ADVERTISEMENT
Berambisi tinggi, Tsamara kemudian mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI Daerah Pemilihan DKI Jakarta di Pemilihan Umum Legislatif 2019. Tepatnya di Dapil DKI II yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan dapil luar negeri.
Setelah dikenal dengan sikap kritis dan visi misi muda PSI, Tsamara menjaring perolehan suara yang cukup besar. Ia menjadi salah satu kader PSI yang meraih lebih dari 140 ribu suara, selain Grace Natalie yang meraih 179.949 suara di Dapil DKI III.
Menariknya, Tsamara santer di kalangan WNI yang tinggal di luar negeri. Ia kerap menjadi caleg pemenang di sejumlah pos pemilu KBRI mancanegara mulai dari Singapura, Los Angeles, hingga Moskow. Mengutip akun KBRI Moskow di kumparan, Tsamara berhasil meraih 58 suara pos pemilihan KBRI Moskow.
ADVERTISEMENT
Akumulasi suara di dalam dan luar negeri membawa Tsamara pada posisi kedua di Dapil DKI II dengan 140.057 suara. Ia hanya kalah dari politisi senior PKS Hidayat Nur Wahid yang meraup 248.205 suara. Namun, upaya Tsamara kandas sebab partainya tak lolos ambang batas parlemen.
Hengkang dari PSI
Kendati dikenal sebagai kader teras dan salah satu penyumbang suara terbanyak di PSI, Tsamara kini memutuskan mundur. Ia mengatakan butuh perjalanan baru di luar partai politik dan ingin fokus mengabdi untuk kepentingan perempuan.
Tsamara sebelumnya memang aktif mengusung isu-isu perempuan selain berkiprah di PSI. Ia merupakan co-founder dari organisasi GirlsCanLead atau Perkumpulan Perempuan Politik, LSM yang berfokus dalam mendidik perempuan muda yang ingin mengasah potensi dalam politik. Mengakomodasi pelatihan dan pendidikan, mereka mendorong perempuan agar menjadi pemimpin masa depan.
ADVERTISEMENT
"Kemunduran saya tidak berkaitan dengan keinginan untuk pindah ke partai politik lainnya. Perlu ditegaskan bahwa saya mengundurkan diri dari PSI secara baik-baik, tanpa konflik apa pun, atau perbedaan pandangan," kata Tsamara dalam videonya saat pamit dari PSI.
"Saya merasa saya membutuhkan perjalanan baru di luar partai politik. Saya ingin fokus mengabdi ke Indonesia melalui cara lainnya. Salah satunya dengan fokus menyuarakan isu perempuan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan," tutup Tsamara.