Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Ironi Wan Abud dan Warga di DIY, Pasien Corona yang Susah Cari Rumah Sakit
19 Juni 2021 20:41 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kasus corona Indonesia melonjak tajam. Zona merah corona yang awalnya pada awal 2021 hanya berjumlah 13 kini meningkat menjadi 29 titik di seluruh Indonesia. Dikabarkan sebagai imbas pascalibur lebaran 2021.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, keterisian tempat tidur rumah sakit juga semakin krisis. Ruang isolasi pasien COVID-19 di Jabodetabek yang mulai penuh membuat sejumlah pasien harus mengantre dan menunggu lama untuk mendapatkan penanganan.
Bahkan ada yang juga harus merenggang nyawa menunggu kepastian kamar isolasi di rumah sakit yang tak tersisa.
Sempat Sulit Mencari Rumah Sakit, Wan Abud Meninggal Terjangkit COVID-19
Fuad Alkhar alias Wan Abud meninggal dunia pada Jumat (18/6). Wan Abud yang merupakan warga Kota Depok ini meninggal dunia di Rumah Sakit Universitas Indonesia atau RSUI setelah sebelumnya mendapat perawatan karena terpapar COVID-19.
Ketua RT Purwanto, tempat tinggal Fuad Alkhar di Kecamatan Beji, Kota Depok, mengatakan, Wan Abud sempat kesulitan mendapat rujukan rumah sakit. Hal itu dikarenakan jumlah pasien kasus COVID-19 yang cukup tinggi di Kota Depok maupun di DKI Jakarta. Diduga, Fuad telah terpapar sejak beberapa hari lalu.
ADVERTISEMENT
"Dapat kabar kemungkinan karena COVID-19, rumah sakit kan penuh. Jakarta juga penuh,” terang Purwanto.
Seorang Pasien Mencari Kamar Isolasi di 28 Rumah Sakit di DIY dan Jateng
Akun Twitter @upil_jaran67 menceritakan perjuangan salah seorang petugas yang hendak merujuk pasien positif corona di tengah krisis kamar isolasi saat ini.
Bahkan, disebutkan olehnya, sampai 28 rumah sakit di DIY dan Jawa Tengah menolak pasien tersebut.
"Realita yang terjadi hari kemarin, kondisi paling mencekam yang pernah terjadi selama pandemi. @azizapri23 mendapat tugas merujuk pasien positif covid dengan kondisi saturasinya sudah diangka 88. Lebih dari 28 rumah sakit DIY jateng UGD penuh & menolak," tulis cuitan tersebut.
Dalam utas tersebut juga diceritakan bahwa rumah sakit di Saptosari Gunungkidul, Wates Kulon Progo, hingga rumah sakit di Jawa Tengah seperti Tidar Magelang, Klaten, dan Purworejo tidak bisa menerima pasien tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saptosari, Wates, Tidar Magelang, Klaten, Purworejo pun menyatakan tidak dapat menerima. Kebayang jika ini kita, ataupun anggota keluarga kita," tulisnya.
Setelah sekian waktu, akhirnya pasien tersebut dapat dirujuk setelah ada pasien lain yang keluar.
"Alhamdulillah di RS ada pasien lain keluar, seketika pasien ini dapat diterima menunggu beberapa saat. Trmksh bang @azizapri23 untuk ketulusan, kesabaran & kebaikanmu demi menyelamatkan manusia yang lain. Panjang umur kebaikan. Sehat selalu bang kobiz," jelasnya.
Terkait hal ini, Kepala Bagian Biro Humas dan Protokoler Pemda DIY, Ditya Nanaryo Aji menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinkes DIY untuk menelusuri informasi tersebut.
"Kami akan koordinasikan dengan Dinkes DIY," kata Ditya dikonfirmasi, Sabtu (19/6).
Pasien Diharapkan Dapat Dipermudah dengan SISRUTE
Kementerian Kesehatan menyediakan Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) untuk mempermudah pasien yang sedang mencari kamar isolasi yang tersedia di RS rujukan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Prosedurnya, masyarakat yang hendak diisolasi dapat mendatangi Puskesmas terdekat di kediamannya terlebih dulu.
Nantinya, pihak Puskesmas akan mengecek ketersediaan tempat tidur di rumah sakit melalui Sistem Informasi Rujukan Rumah Sakit Terintegrasi (SISRUTE). Setelah dicek, pasien pun akan diberi petunjuk oleh Puskesmas.
Melalui SISRUTE, akan diketahui jumlah dan di mana saja rumah sakit yang masih mampu menampung pasien terinfeksi COVID-19.
==