Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Isak Tangis Warnai Kedatangan Jenazah Herjuno Darpito Korban Lion Air
7 November 2018 18:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Isak tangis keluarga serta warga Dusun Nogosari 1, Desa Bandung, Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pecah saat jenazah Herjuno Darpito, penumpang pesawat Lion Air JT-610 yang mengalami kecelakaan, tiba di rumah duka, Rabu (7/11) sekitar pukul 15.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Selain diiringi keluarga yang sebelumnya berada di Jakarta, turut pula rekan-rekan kerja Herjuno di PT Pelindo II mengantar ke rumah duka.
Adik ipar Herjuno, Heri Pujiyono, mengikuti perkembangan pencarian korban Lion Air di Jakarta. Ia mendapat kabar jenazah Herjuno teridentifikasi melalui DNA oleh tim DVI RS Polri Kramat Jati pada Selasa (6/11) sore.
“Dengan keyakinan itu, tes DNA itu yang kita percayai. Sampai sekarang (belum ada ciri lain yang kami tahu), hanya hasil dari tes DNA itu. Kita diberi tahu kemarin sore jelang Magrib. (Lalu disemayamkan) ke Tangerang dulu, ke rumah duka lalu di kirim ke sini,” jelas Heri saat ditemui di lokasi.
Heri selama ini bergantian dengan adiknya menunggu hasil identifikasi korban. Ia mengaku belum melihat kondisi jenazah.
ADVERTISEMENT
“Jenazah dimakamkan di pemakaman umum Jamburejo Desa Bandung. Sampai saat ini tidak tahu kondisi jenazah seperti apa,” terangnya.
Sementara itu, General Manager Cabang Pelabuhan Pangkal Balam PT Pelindo II Nugroho Iwan Prasetyanto menjelaskan, Herjuno yang menjabat sebagai Deputi General Manager Operasi dan Teknik Cabang Pelabuhan Pangkal Balam merupakan sosok yang baik dalam pergaulan maupun secara kinerja.
“Hari ini bersama-sama kita di sini dalam suasana yang berduka. Kami mewakili direksi dan seluruh karyawan-karyawati PT Pelabuhan Indonesia II menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada almarhum Bapak Herjuno, yang mana beliau adalah salah satu putra terbaik perusahaan," ungkap Nugroho.
"Kami sangat kehilangan, keluarga juga lebih kehilangan lagi. Tetapi beliau kita semua bersaksi bahwa beliau orang yang baik kinerja sangat baik,” lanjutnya.
Ia menceritakan, satu minggu sebelum insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Ujung Karawang, Jawa Barat, Herjuno telah melalui serangkaian proses dalam rangka promosi jabatan. Namun, Tuhan ternyata berkehendak lain.
ADVERTISEMENT
“Sesungguhnya satu minggu sebelum insiden ini beliau sudah mengikuti assessment dalam rangka promosi jabatan yang lebih tinggi lagi. Tapi ternyata Allah berkehendak lain, Allah punya kehendak yang berbeda dan kita meyakini bahwa kehendak Allah yang paling baik. Dan kita harus ridha pada kehendakNya,” ujar dia.
Lantaran meninggal saat bertugas, Nugroho menjamin perusahaan akan memberikan apresiasi, baik secara moral maupun bentuk lain terhadap korban dan keluarganya. Terlebih, Herjuno telah bertugas bagi perusahaan selama 24 tahun.
“Nanti pasti dari kantor pusat ada kebijakan. Saya yakin dalam ketentuan itu ada, karena beliau meninggal dalam tugas banyak hal, (seperti) penghargaan yang diberikan perusahaan terhadap beliau,” pungkasnya.