Isi Diary Dokter PPDS Undip: Aku Sudah Berjuang, Tapi Terlalu Berat

16 Agustus 2024 23:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi buku puisi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku puisi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dokter Aulia Risma Lestari (30) mahasiswa PPDS Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga bunuh diri ternyata meninggalkan sembilan catatan di buku diary-nya. Namun, polisi menyebut di dalam catatan tersebut korban tidak pernah menulis tentang perundungan.
ADVERTISEMENT
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, mengatakan dalam catatan tersebut korban banyak seolah berkata tidak mampu lagi untuk bertahan. Catatan itu ditujukan kepada Tuhan dan orang yang ia sayang.
"Dari TKP ditemukan ada beberapa catatan, setidaknya sembilan lembar catatan. Tetapi poin di sembilan lembar ini dapat kami sampaikan bahwa yang bersangkutan mengeluh kesakitan. Mengeluh kepada Tuhan, kesimpulan yang kami dapatkan," kata dia di Mapolrestabes Semarang, Jumat (16/8) malam.
"Kedua, kepada seseorang yang dia sayangi," sambung Irwan.
Ditanya soal pesan korban terkait perundungan, Irwan menyebut di sembilan lembar tulisan itu tidak ada terkait perundungan. Almarhumah juga disebut tidak pernah menulis tentang seniornya.
"Ya seperti yang kami sampaikan, di sembilan halaman itu tidak ada terkait perundungan," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Irwan lalu membacakan beberapa poin yang tertulis di catatan:
Meski begitu, pihaknya masih terus mencari apabila ada catatan lainnya. Penyidik juga mendatangi rumah keluarga almarhumah di Tegal.
"Hari ini penyidik sedang ke Tegal ya untuk mencari catatan lain, karena kita ingin menyandingkan apakah tulisan-tulisan di TKP itu betul tulisan korban sendiri. Akan lakukan forensik memastikan tulisan itu apakah tulisan korban atau bukan," tegas dia.
Hingga saat ini, belum ada bukti atau keterangan dari saksi bahwa almarhumah mengalami perundungan saat menempuh pendidikannya. Untuk itu pihaknya masih terus mendalami kasus ini.
ADVERTISEMENT
"Belum ada fakta atau bukti yang mengatakan korban ini meninggal bermotifkan perundungan. Sebaliknya, tidak ada bukti atau keterangan yang mengarah kematian bukan karena perundungan. Nah, itu masih kita dalami. Tapi berdasarkan catatan, mengeluhnya ke Tuhan, ke seolah kekasihnya," kata Irwan.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Aulia Risma Lestari merupakan dokter RSUD Kardinah Kota Tegal yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anastesi di Universitas Diponegoro (Undip) bertempat di RS Kariadi Semarang. Aulia ditemukan tewas di kosannya, Rabu (14/8/2024).
Polisi menduga Aulia bunuh diri karena tak kuat menahan bullying selama menjalani PPDS. Namun dugaan ini tengah diusut oleh pihak kepolisian.
Di sisi lain, Universitas Diponegoro Semarang buka suara terkait hal tersebut. Berdasarkan hasil investigasi internal Undip, tidak benar Aulia bunuh diri karena bullying.
ADVERTISEMENT
"Mengenai pemberitaan meninggalnya Almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar," tegas Rektor Undip Suharnomo melalui keterangan tertulis, Kamis (15/8).