ISIS Klaim Pengeboman di Afghanistan yang Tewaskan 41 Orang

28 Desember 2017 19:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ledakan bom di Afghanistan. (Foto: Reuters/Omar Sobhani)
zoom-in-whitePerbesar
Ledakan bom di Afghanistan. (Foto: Reuters/Omar Sobhani)
ADVERTISEMENT
ISIS mengklaim bertanggung jawab dalam serangan bom bunuh diri beruntun di Kabul, Afghanistan. Puluhan orang yang hadir dalam sebuah konferensi tewas akibat serangan ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip Reuters, Kamis (28/12), klaim ini disampaikan ISIS tanpa menunjukkan bukti apa pun. Namun Taliban, kelompok militan lainnya di Afghanistan, telah membantah terlibat dalam serangan di komplek pusat budaya Syiah dan kantor berita tersebut
Ismail Kawosi, juru bicara kementerian kesehatan Afghanistan mengatakan tiga ledakan bunuh diri menewaskan 41 orang, dan melukai 48 lainnya. Di antara korban tewas adalah beberapa orang jurnalis.
Ledakan bom di Afghanistan. (Foto: Reuters/Mohammad Ismail)
zoom-in-whitePerbesar
Ledakan bom di Afghanistan. (Foto: Reuters/Mohammad Ismail)
Serangan ini terjadi di tengah acara diskusi peringatan invasi Soviet ke Afghanistan di Pusat Budaya dan Sosial Tabian. Dalam foto-foto yang diunggah Reuters, darah tergenang di lantai bangunan tersebut dan keadaannya porak-poranda.
Presiden Ashraf Ghani mengatakan ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak bisa dimaafkan. Dia bersumpah akan menghancurkan kelompok teroris.
ADVERTISEMENT
Afghanistan memang satu dari banyak tempat berlabuh militan ISIS setelah terusir dari Suriah dan Irak. Cabang ISIS di Afghanistan, Wilayat Khorasan, berseteru dengan Taliban memperebutkan wilayah di provinsi Nangarhar dan Farah, sembari terus menyerang pasukan pemerintah.
Akibat konflik ini, Afghanistan menjadi negara paling berbahaya bagi wartawan. Sebelum serangan kali ini, dua jurnalis dan lima pekerja di media terbunuh sepanjang 2017.
Ledakan bom di Afghanistan. (Foto: Reuters/Omar Sobhani)
zoom-in-whitePerbesar
Ledakan bom di Afghanistan. (Foto: Reuters/Omar Sobhani)