Israel Akan Gempur Gudang Senjata Canggih Suriah, Sebut Pemberontak Ancaman Baru

9 Desember 2024 18:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Israel mengendarai kendaraan militer selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel di dekat perbatasan dengan Suriah, Selasa, 4 Agustus 2020. Foto: Ariel Schalit/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Israel mengendarai kendaraan militer selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel di dekat perbatasan dengan Suriah, Selasa, 4 Agustus 2020. Foto: Ariel Schalit/AP Photo
ADVERTISEMENT
Israel bersiap meningkatkan serangan udara ke gudang persenjataan canggih di Suriah, menyusul pergolakan politik yang berakibat jatuhnya Presiden Bashar al-Assad.
ADVERTISEMENT
Jatuhnya Assad yang kejam dan represif akibat seragan pejuang oposisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dkk disambut gembira oleh mayoritas masyarakat Suriah.
Israel menyebut serangan rudal permukaan-ke-permukaan dan sistem pertahanan udara, jatuh ke tangan kelompok yang mereka sebuta ekstremis, yang semakin aktif di wilayah tersebut.
“Kami akan menghancurkan senjata strategis berat di seluruh Suriah, termasuk senjata kimia yang tersisa, roket jarak jauh, dan sistem pertahanan rudal,” kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz, dalam pernyataan resminya, seperti diberitakan Reuters.

Mengamankan Wilayah Pasca-Assad

Warga merayakan kemenangan di samping pejuang antipemerintah di Lapangan Umayyah di Damaskus, Suriah, Minggu (8/12/2024). Foto: Louai Beshara / AFP
Kepergian Assad dari Suriah membuka babak baru di Timur Tengah yang menjadi dilema Israel antara harapan dan kewaspadaan.
Di satu sisi, pengaruh Iran, sekutu utama Assad, telah melemah di kawasan tersebut.
Namun, munculnya kelompok oposisi bersenjata dengan afiliasi ideologi Islamis melahirkan ancaman baru bagi keamanan regional.
ADVERTISEMENT
Untuk memperkuat pertahanan, Israel telah mengirim pasukan ke zona demiliterisasi di perbatasan Dataran Tinggi Golan, wilayah strategis yang diperebutkan sejak Perang Yom Kippur 1973.
Menteri Luar Negeri Gideon Saar menegaskan langkah ini bersifat sementara dan bertujuan mencegah ancaman langsung.
“Kami tidak mencampuri urusan dalam negeri Suriah. Fokus kami adalah melindungi warga Israel dari risiko senjata jatuh ke tangan kelompok ekstremis,” ujar Saar.
Selain memperketat pertahanan di Golan, Israel juga membersihkan ranjau darat dan membangun penghalang baru di perbatasan Suriah.
Komando militer Israel bahkan telah mempublikasikan foto-foto operasi pasukan mereka di Gunung Hermon, area strategis yang menghadap Suriah.
“Ini adalah langkah terbatas, hanya beberapa ratus meter hingga satu atau dua mil dari perbatasan, demi keamanan nasional,” tambah Saar.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara mendukung upaya Israel menekan pergerakan kelompok ekstremis, namun ada pula pihak yang memperingatkan risiko eskalasi konflik dari kekuatan regional lain, seperti Rusia dan Turki, yang memiliki kepentingan di Suriah.