Israel Akan Rebut Gaza dan Paksa Warganya Pindah

5 Mei 2025 15:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina memeriksa kerusakan kamp tenda pengungsian usai serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (19/4/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina memeriksa kerusakan kamp tenda pengungsian usai serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (19/4/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kabinet keamanan Israel menyetujui rencana memperluas operasi militer di Gaza. Rencana itu, kata pejabat setempat, termasuk merebut Jalur Gaza dan mendesak penduduknya meninggalkan wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Keputusan yang dibuat semalam itu muncul beberapa jam setelah militer mengumumkan memanggil puluhan ribu pasukan cadangan untuk memperluas operasi militer melawan Hamas di Jalur Gaza.
"Rencana itu akan mencakup antara lain merebut Jalur Gaza dan menguasai wilayah itu, memindahkan populasi Gaza ke selatan untuk melindungi mereka," kata pejabat itu, dikutip dari AFP, Senin (5/5).
Sumber pemerintah mengatakan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus mempromosikan proposal Presiden AS Donald Trump agar warga Gaza secara sukarela meninggalkan wilayahnya ke negara-negara tetangga seperti Yordania atau Mesir.
Kabinet yang mencakup Netanyahu dan sejumlah menteri dengan suara bulat menyetujui rencana yang ditujukan untuk mengalahkan Hamas yang berkuasa di Gaza dan mengamankan kembalinya para sandera yang ditahan di Gaza.
ADVERTISEMENT
Ledakan dari serangan udara Israel menghantam kamp tenda pengungsian di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (19/4/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
Sumber pejabat mengatakan rencana itu termasuk serangan dahsyat melawan Hamas tanpa menjelaskan secara spesifik.
Pada Minggu (4/5), Kepala Angkatan Darat Letjen Eyal Zamir mengatakan militer menelepon puluhan ribu pasukan cadangan untuk memperluas serangan di Gaza.
Kabinet juga menyetujui kemungkinan distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza.
Mereka menyebut ada banyak makanan di Gaza, meski organisasi kemanusiaan dan badan PBB memperingatkan konsekuensi mengerikan dari blokade itu bagi 2,4 juta warga Gaza.
"Kabinet menyetujui dengan suara mayoritas kemungkinan distribusi bantuan kemanusiaan, jika dibutuhkan, untuk mencegah Hamas mengambil alih pasokan dan untuk menghancurkan kemampuan pemerintahannya," kata pejabat itu.
Gencatan senjata di Gaza berakhir saat Israel kembali menyerang wilayah itu pada 18 Maret. Sejak saat itu, Israel terus menerus membombardir Gaza.
ADVERTISEMENT