Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.81.0
Israel Akui Serangan yang Lukai Dua Anggota UNIFIL dari TNI di Lebanon
11 Oktober 2024 10:25 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Israel mengakui melepaskan tembakan ke arah posisi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Serangan itu melukai dua anggota TNI yang tergabung dalam pasukan sementara PBB di Lebanon itu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Israel menyebut serangan itu dilakukan karena milisi Hizbullah beroperasi di sekitar pos UNIFIL. Hizbullah merupakan milisi Syiah yang diserang Israel di Lebanon.
Hizbullah berdiri pada 1982 untuk melawan Israel yang kala itu menginvasi Lebanon. Dalam perkembangannya, Hizbullah menjadi kekuatan politik dan militer berpengaruh di Lebanon.
Adapun militer Israel (IDF) pada Kamis (10/10), tak lama setelah kejadian serangan, mengeklaim selalu menjaga komunikasi rutin dengan UNIFIL.
IDF menambahkan, komunikasi termasuk meminta pasukan PBB berada di zona terlindungi. Sebab, beberapa pasukan IDF beroperasi di lokasi kejadian, yaitu Naqoura.
Sementara UNIFIL dalam keterangannya pada Kamis (10/10), menyebut kejadian yang melukai dua anggota TNI itu terjadi di pos pengawasan sekitar Naqoura, selatan Lebanon.
ADVERTISEMENT
"Pagi ini, dua anggota penjaga perdamaian terluka setelah tank Merkava IDF menembakkan senjata ke arah menara observasi di markas UNIFIL di Naqoura, menembak secara langsung dan membuat mereka terjatuh. Untungnya, kali ini lukanya tidak serius, tetapi mereka masih dirawat di rumah sakit," kata UNIFIL.
Indonesia Naik Pitam
Terlukanya anggota TNI akibat serangan Israel membuat Menlu Retno Marsudi naik pitam. Dia meminta IDF menghormati keberadaan pasukan penjaga perdamaian di selatan Lebanon.
"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai 2 personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia," kata Retno dalam pernyataannya, Kamis (10/10).
"Indonesia mengingatkan kepada IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL dan memastikan keselamatan dan keamanan personel UNIFIL," sambung Retno.
ADVERTISEMENT
Sejarah UNIFIL dan Peran Indonesia
UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) didirikan pada tanggal 19 Maret 1978 melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426, menyusul invasi Israel ke Lebanon selatan pada tahun itu. Tujuan awal UNIFIL adalah untuk:
1. Memastikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
2. Mengembalikan perdamaian dan keamanan internasional.
3. Membantu pemerintah Lebanon mengembalikan otoritasnya di wilayah tersebut.
Namun, peran UNIFIL berkembang seiring waktu. Setelah perang Lebanon 2006 antara Israel dan Hizbullah, Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 memperluas mandat UNIFIL. Ini mencakup tugas tambahan seperti:
Indonesia mulai mengirim pasukan TNI untuk bergabung dengan UNIFIL pada 2006.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Kontingen Garuda (Konga), nama pasukan penjaga perdamaian Indonesia, secara rutin terlibat dalam misi UNIFIL.
Indonesia menjadi penyumbang pasukan terbesar di misi ini, dengan personel yang bertugas melakukan patroli, membantu menjaga stabilitas di perbatasan, serta mendukung misi kemanusiaan dan pembangunan di Lebanon.
Live Update