Israel Bantah Mossad Otak di Balik Protes Terhadap PM Benjamin Netanyahu

10 April 2023 16:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Agen rahasia Israel Mossad. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Agen rahasia Israel Mossad. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemerintah Israel menolak tuduhan badan intelijen Mossad otak di balik aksi protes terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Laporan itu berasal dari dokumen rahasia Amerika Serikat yang bocor ke dunia maya.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan tersebut disebut Mossad mendorong protes nasional terhadap rencana reformasi sistem yudikatif Israel. Pencetus ide tersebut ialah PM Netanyahu.
Media ternama AS The New York Times, menyebut dalam publikasinya dari dokumen rahasia AS, bahwa kepemimpinan Mossad mendorong staf dan warga Israel ikut serta protes menentang Netanyahu.
Meriam air ditembakkan ke arah massa saat protes terkait pemecatan menteri pertahanan Israel, di Yerusalem, Minggu (26/3/2023). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Surat kabar The New York Times bahkan menyebut, dokumen rahasia AS yang bocor asli. Namun, mereka belum memastikan apakah dokumen akurat atau tidak.
Kantor PM Netanyahu memberikan pernyataan mengenai dugaan keterlibatan Mossad. Mereka menyebut, dokumen itu bohong dan tanpa dasar jelas.
"Mossad dan pejabat senior tidak mendorong anggota lembaganya ikut serta pada demo menentang pemerintah, demo politik, atau aktivitas politik," kata pernyataan Pemerintah Israel seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT

Demo di Israel

Benjamin Netanyahu duduk setelah pemungutan suara untuk koalisi baru di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Minggu (13/6). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Demo besar menentang Netanyahu pecah di Israel pada akhir Maret 2023 lalu. Demo dipicu usaha Netanyahu mengesahkan RUU reformasi peradilan.
Lewat RUU itu Netanyahu menginginkan eksekutif Israel punya kontrol lebih besar di Mahkamah Agung. Bahkan, Netanyahu dan parlemen Knesset berkehendak menempatkan hakim pilihannya di Mahkamah Agung.
Selain itu, RUU reformasi peradilan juga memungkinkan pemerintah untuk mengesampingkan putusan pengadilan berdasarkan mayoritas. Padahal, seharusnya Mahkamah Agung bertindak secara independen dan tidak terpengaruh oleh pemerintah.
Upaya Netanyahu membuat Israel gempar. Puluhan ribu orang turun ke jalan selama beberapa hari demi memprotes upaya pengesahan reformasi peradilan.
Karena kisruh, pemerintahan Netanyahu dan sekutunya nyaris kolaps. Pada Senin (27/3) Netanyahu memutuskan menunda kelanjutan RUU reformasi peradilan yang kontroversial.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, terkait bocornya dokumen rahasia Kementerian Hukum AS bersama Kementerian Pertahan memulai investigasi mengungkap siapa di balik bocornya dokumen rahasia. Meski demikian, sampai sekarang mereka masih bungkam terkait detail investigasi.