Israel Bom Sekolah yang Jadi Tempat Berlindung di Gaza, 10 Orang Tewas Terbakar

23 April 2025 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiga warga melihat bangunan yang hangus terbakar akibat serangan Israel di salah satu sekolah yang dijadikan penampungan di Gaza, Rabu (23/4/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tiga warga melihat bangunan yang hangus terbakar akibat serangan Israel di salah satu sekolah yang dijadikan penampungan di Gaza, Rabu (23/4/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
ADVERTISEMENT
Serangan udara Israel menghantam sekolah di lingkungan al-Tuffah, Kota Gaza, pada Rabu (24/4), menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk seorang anak.
ADVERTISEMENT
Sekolah tersebut selama ini digunakan sebagai tempat perlindungan oleh keluarga-keluarga yang kehilangan rumah akibat serangan sebelumnya.
Lapor Al Jazeera, serangan itu menyebabkan kebakaran hebat di dalam gedung. Tim penyelamat menemukan jenazah korban dalam kondisi hangus terbakar.
“Tiga sepupu saya—tiga anak—hilang. Mereka ditarik keluar, hangus terbakar,” kata warga Gaza yang juga mengalami luka dalam serangan itu, Ahmed Basal.
Serangan terjadi saat para pengungsi sedang tertidur. Pengungsi dari Beit Hanoun yang tinggal sementara di sekolah tersebut menggambarkan kengerian yang terjadi dalam hitungan detik.
“Kami sedang tidur ketika tiba-tiba kami melihat cahaya seperti Hari Kiamat—api di mana-mana. Saya meraih putri-putri saya dan berlari. Mereka terluka dan ayah mereka ada di kamar mandi. Anak-anak itu berteriak memanggilnya. Kami terpisah,” ujarnya.
Suasana bangunan yang hangus terbakar akibat serangan Israel di salah satu sekolah yang dijadikan penampungan di Gaza, Rabu (23/4/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
Ia bercerita saat mereka mencoba melarikan diri, bom kedua kembali menghantam area tersebut.
ADVERTISEMENT
“Orang-orang berteriak, para perempuan menangis mencari keluarganya. Saya tidak tahu harus berkata apa. Orang-orang terbakar hidup-hidup," ungkapnya.
Kedua putrinya mengalami luka bakar di punggung dan kaki. Namun di Rumah Sakit al-Shifa, perawatan sangat terbatas.
“Petugas medis hanya bisa mensterilkan luka karena tidak ada perban,” katanya.
“Luka-lukanya kotor, dan orang-orang tergeletak di tanah.”
Sepanjang hari yang sama, serangan udara Israel menewaskan total sedikitnya 24 warga Palestina di berbagai wilayah Gaza.
Salah satunya menghantam Rumah Sakit Anak El Dorra, menyebabkan kerusakan di bagian bangunan dan memaksa evakuasi darurat pasien anak-anak.
Sebuah buldoser yang digunakan untuk menyisir reruntuhan di daerah lain juga hancur dalam serangan terpisah.
Militer Israel belum memberikan keterangan terkait pengeboman sekolah dan rumah sakit tersebut.
Ledakan dari serangan udara Israel menghantam kamp tenda pengungsian di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (19/4/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
Di bawah hukum humaniter internasional, rumah sakit dan sekolah tergolong objek sipil yang dilindungi.
ADVERTISEMENT
Serangan terhadap tempat-tempat ini hanya dapat dibenarkan jika digunakan untuk tujuan militer. Bahkan dalam kondisi tersebut, penyerang diwajibkan mengambil langkah pencegahan ketat, termasuk mengeluarkan peringatan serta memastikan proporsionalitas.
Namun, organisasi HAM dan lembaga internasional mencatat sebagian besar serangan Israel dilakukan tanpa peringatan dan berdampak besar pada warga sipil.
Suasana bangunan yang hangus terbakar akibat serangan Israel di salah satu sekolah yang dijadikan penampungan di Gaza, Rabu (23/4/2025). Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
Human Rights Watch menyebut Israel kerap mengeklaim tanpa bukti bahwa bangunan sipil yang diserang adalah fasilitas milik Hamas.
Hingga hari ini, lebih dari 51 ribu warga Palestina tewas sejak perang dimulai pada Oktober 2023.
Di antara mereka, lebih dari 17 ribu adalah anak-anak. Serangan juga merenggut nyawa lebih dari 1.000 tenaga kesehatan.