Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Israel dan Gerakan Jihad Islam Palestina Sepakati Gencatan Senjata di Gaza
8 Agustus 2022 9:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, turut menyambut baik keputusan tersebut. Biden menyerukan penyelidikan terhadap korban sipil untuk menentukan pihak yang bertanggung jawab.
Para pejabat setempat melaporkan, rentetan serangan telah menewaskan 44 warga Palestina. Setengah dari korban jiwa itu merupakan warga sipil, termasuk anak-anak.
Warga Palestina telah menyaksikan banyak gelombang pertumpahan darah serupa. Mereka melewati perang yang pecah pada 2008-2009, 2012, dan 2021. Kini, para warga tengah membongkar reruntuhan rumah untuk menyelamatkan barang-barang.
"Siapa yang mau perang? Tidak ada. Tapi kami juga tidak suka diam ketika perempuan, anak-anak dan pemimpin terbunuh," kata seorang sopir taksi, Abu Mohammad, dikutip dari Reuters, Senin (8/8).
"Mata ganti mata," lanjut dia.
Pertempuran tersebut bermula ketika Israel menangkap seorang komandan PIJ, Bassam al-Saadi. Mengeklaim adanya risiko pembalasan, pasukan Israel kemudian kembali menyerang PIJ.
ADVERTISEMENT
Serangan itu menewaskan pemimpin mereka, Taysir al-Jabari. Dia menjadi perwira senior kedua yang kalah dalam pertempuran tersebut. Alhasil, PIJ menembakkan ratusan roket ke Israel.
Pada Minggu (7/8), PIJ memperluas jangkauannya dengan menembak ke arah Yerusalem. Israel mengaku, sistem pertahanan udaranya menembak jatuh roket di sebelah barat kota. Namun, Kubah Besi gagal mencegat roket lainnya.
Sehingga, korban jiwa berjatuhan di Gaza. Tetapi, Hamas mengatakan, seluruh kematian warga Palestina itu sebenarnya disebabkan oleh serangan Israel.
Gempuran itu kemudian berkurang sejak gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 23.30 waktu setempat.
Bentrokan selama tiga hari tersebut menyerupai konflik bersimbah darah di Jalur Gaza selama 11 hari pada Mei 2021.
Kendati demikian, gempuran teranyar relatif terkendali. Pasalnya, Hamas tidak melibatkan diri dalam pertempuran kali ini. Kelompok yang lebih kuat dari PIJ itu memerintah Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT