Israel Gelar Pemilu Kelima dalam 4 Tahun, Eks PM Netanyahu Kembali Calonkan Diri

1 November 2022 15:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala oposisi Benjamin Netanyahu bereaksi setelah pemungutan suara untuk koalisi baru di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Minggu (13/6). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kepala oposisi Benjamin Netanyahu bereaksi setelah pemungutan suara untuk koalisi baru di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Minggu (13/6). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
ADVERTISEMENT
Israel mulai menggelar pemilu kelima di negara itu dalam waktu kurang dari empat tahun, pada Selasa (1/11). Kali ini, eks perdana menteri Benjamin Netanyahu kembali maju mencalonkan diri bersama partai sayap kanan pimpinannya, Likud.
ADVERTISEMENT
Pemilu digelar usai koalisi perubahan, yang berisi delapan partai berbeda ideologi, runtuh. Pada pemilu sebelumnya koalisi ini berhasil menyingkirikan Netanyahu dari kursi kekuasaan.
Pemungutan suara pada Selasa ini akan diselenggarakan dalam sehari, hingga pukul delapan malam waktu setempat.
Perdana Menteri (PM) Israel saat ini, Yair Lapid, dengan partai sayap kirinya Yesh-Atid masih berupaya mempertahankan kekuasaan dengan kembali mencalonkan diri pada pemilu kali ini.
Namun, dalam voting terakhir, ia sedikit tertinggal di belakang Netanyahu dan Partai Likud. Menyikapi hal ini, Lapid bersumpah untuk melanjutkan apa yang telah dimulai oleh pemerintahannya.
“Kami akan memenangkan pemilihan ini dengan satu-satunya cara yang kami tahu — dengan bekerja lebih keras daripada orang lain,” ungkap Lapid, seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Ammar Awad/REUTERS
Di sisi lain, Netanyahu yang sedang diadili atas tuduhan korupsi dan penyelewengan kekuasaan, berusaha meyakinkan rakyat dan pendukungnya bahwa hanya dia yang dapat menjaga keamanan Negara Yahudi itu.
“Saya meminta Anda untuk pergi ke semua teman Anda, semua tetangga Anda, semua kerabat Anda, dan memberi tahu mereka bahwa tidak ada yang tinggal di rumah,” kata pria berusia 73 tahun itu.
Dalam sistem politik Israel pemerintahan bisa terbentuk bila mendapat kursi mayoritas dari 120 yang tersedia pada parlemen yang dinamakan Knesset. Setidaknya setiap parpol atau koalisinya membutuhkan sedikitnya 61 kursi demi membentuk pemerintahan.
Pemerintahan Israel pun kerap runtuh lantaran perpindahan haluan dukungan partai yang menyebabkan pemilik kursi mayoritas berubah.
Pada pemilu 2022 ini Netanyahi berpeluang kembali menduduki takhta. Sekutu sayap kanan Netanyahu, Itamar Ben-Gvir, kemungkinan akan menjadi kunci agar dapat membantunya kembali ke tampuk kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Sebab, blok Zionis yang pimpin Netanyahu telah memperoleh momentum dalam beberapa pekan terakhir. Posisi Ben-Gvir berada pada kandidat ketiga teratas dalam pemilu.