Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Israel Gempur Gedung Pemerintah Lebanon, Wali Kota & 15 Orang Lainnya Tewas
17 Oktober 2024 12:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Serangan udara Israel menghancurkan gedung pemerintah di Lebanon selatan, menewaskan 16 orang, termasuk Wali Kota Nabatieh, Ahmed Kahil. Serangan juga menyebabkan lebih dari 50 orang luka-luka.
ADVERTISEMENT
Gempuran yang terjadi pada Rabu (16/10) itu menjadi serangan terbesar Israel terhadap fasilitas pemerintah Lebanon sejak dimulainya operasi militernya.
Pejabat Lebanon mengecam tindakan ini, menuding Israel telah memperluas serangannya dari Hizbullah ke lembaga-lembaga negara.
“Israel sengaja menargetkan pertemuan dewan kota yang membahas layanan dan bantuan bagi pengungsi akibat operasi militer mereka,” kata Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, seperti dikutip dari Reuters.
Israel melancarkan operasi darat dan udara untuk menghentikan serangan Hizbullah.
Hizbullah, kelompok berideologi Syiah itu menjadi musuh Israel karena mendukung Hamas dalam konflik melawan Israel di Gaza.
Hizbullah berdiri pada 1982 untuk melawan invasi Israel ke Lebanon. Seiring waktu, Hizbullah menjadi kelompok politik dan militer yang berpengaruh.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Nabatieh telah menjadi pusat serangan udara intensif selama beberapa pekan terakhir. Israel menuduh Hizbullah beroperasi di daerah tersebut.
Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat bahwa operasi Israel selama setahun terakhir telah menewaskan setidaknya 2.350 orang dan membuat lebih dari 1,2 juta orang mengungsi.
Sebagian besar korbannya adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Sementara itu, Amerika Serikat mendukung serangan terbatas terhadap Hizbullah namun menolak penghancuran rumah-rumah warga sipil.
Israel mengeklaim telah menargetkan jaringan terowongan bawah tanah yang digunakan oleh pasukan elite Hizbullah di Lebanon selatan.
Konflik yang semakin meluas ini memicu kekhawatiran akan ketegangan regional, terutama setelah Iran dan kelompok-kelompok sekutunya terlibat dalam pertempuran di berbagai kawasan, termasuk Yaman dan Suriah.