Israel Halangi Ribuan Warga Palestina Pulang ke Rumah, Tutup Akses Gaza Utara

26 Januari 2025 19:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak Palestina menunggu untuk diizinkan kembali ke rumah mereka di Gaza utara, Minggu (26/1/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak Palestina menunggu untuk diizinkan kembali ke rumah mereka di Gaza utara, Minggu (26/1/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ribuan warga Palestina yang mengungsi tertahan di Gaza selatan setelah Israel menutup akses ke Gaza utara, Minggu (26/1).
ADVERTISEMENT
Padahal, gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari lalu seharusnya mengizinkan para warga korban perang kembali ke rumahnya.
Sejak pagi hari, warga yang ingin kembali ke rumah telah berkumpul di jalan Salah al-Din dan al-Rashid, menunggu izin dari militer Israel.
Namun, mereka tidak diizinkan melewati Koridor Netzarim, jalur yang membelah utara dan selatan Gaza.
Hamas menuduh Israel melanggar perjanjian, sementara Israel berdalih Hamas tidak memenuhi syarat pertukaran sandera.
Warga Palestina menunggu untuk diizinkan kembali ke rumah mereka di Gaza utara, Minggu (26/1/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
Israel menunda pembukaan jalur ke utara diduga karena Hamas tidak membebaskan seorang sandera Jerman-Israel, Arbel Yehoud.
“Pendudukan itu terhenti dengan dalih tahanan Arbel Yehoud, meskipun gerakan itu memberi tahu para mediator bahwa dia masih hidup dan memberikan semua jaminan yang diperlukan untuk pembebasannya," tulis pernyataan kelompok militan Palestina, seperti diberitakan Guardian.
ADVERTISEMENT
Hamas mengeklaim Yehoud masih hidup dan akan dibebaskan pekan depan, tapi Israel bersikeras menunggu kepastian sebelum menarik sebagian pasukannya dari Gaza.
Pada Sabtu (24/1), Hamas dan Jihad Islam Palestina membebaskan empat tentara Israel sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran dengan sekitar 200 tahanan Palestina.
Namun, lagi-lagi Israel menganggap urutan pembebasan tidak sesuai perjanjian.