Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Israel Hantam Kota Pelabuhan Lebanon yang Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO
23 Oktober 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Israel memulai serangan di kota pelabuhan bersejarah Tyre, Lebanon, pada Rabu (23/10). Menurut laporan dari Al Jazeera dan Kantor Berita Nasional Lebanon, sebuah pesawat nirawak Israel menargetkan Jalan Sawt Al Farah di Tyre.
ADVERTISEMENT
Serangan ini menjadi yang pertama kalinya Israel menargetkan jantung Tyre, kota terbesar kelima di Lebanon dengan populasi sekitar 200 ribu sebelum krisis. Tyre juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.
Tak lama setelah serangan tersebut, kota Tyre mulai dievakuasi. Seorang pengelola pertahanan sipil setempat mengonfirmasi bahwa seluruh penduduk sedang dipindahkan.
Evakuasi besar-besaran ini menambah beban di Beirut, di mana banyak warga telah kehilangan tempat tinggal dan harus tidur di jalanan atau tenda-tenda di sepanjang Corniche.
Situasi semakin mencekam setelah militer Israel mengeluarkan peringatan tegas, menyatakan siapa pun yang tetap tinggal setelah perintah evakuasi akan dianggap sebagai target sah.
Kondisi ini menimbulkan ketakutan besar di kalangan warga Tyre, yang sebelumnya menganggap mereka aman di kota tersebut.
ADVERTISEMENT
Tyre merupakan kota yang telah beberapa kali menjadi sasaran serangan udara Israel, dengan 13 serangan terjadi hanya dalam 24 jam.
Rekaman dramatis dari serangan udara terbaru memperlihatkan kehancuran besar, dengan banyak bangunan hancur.
Meski Israel mengeklaim serangan mereka bersifat “terarah”, gambar-gambar menunjukkan kerusakan yang meluas di pusat Tyre, menimbulkan dampak serius bagi warga yang masih bertahan.
Jumlah pasti warga yang masih berada di kota saat ini tidak dapat dipastikan, namun diperkirakan sekitar 15 ribu orang. Banyak dari mereka adalah pengungsi yang melarikan diri dari selatan Lebanon karena meningkatnya konflik.