Israel Hujani Gaza dengan Bom

3 Desember 2023 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
Asap mengepul di atas gedung-gedung selama serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan, Jumat (1/12/2023). Foto: Said Khatib/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Asap mengepul di atas gedung-gedung selama serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan, Jumat (1/12/2023). Foto: Said Khatib/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempuran Israel ke Gaza semakin menjadi. Setelah gencatan senjata antara Hamas dengan Israel gagal diperpanjang, kini ratusan bom menyasar target-target di Palestina. Hampir 200 orang tewas.
ADVERTISEMENT
Serangan Israel ini memasuki hari ketiga setelah gencatan senjata dengan Hamas berakhir.
Dikutip dari Al Jazeera, Kota Khan Younis di selatan Gaza, tempat tujuan ribuan warga sipil dari wilayah utara, mengalami pengeboman hebat pada Jumat (1/12). Serangan semakin intensif pada Sabtu.
Asap-asap membubung menyelimuti langit Gaza. Kemenkes yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 190 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat pengeboman Israel.
Israel mengatakan pasukan darat, udara, dan lautnya menyerang lebih dari 400 sasaran di Gaza dalam serangan terbarunya.
Mereka juga meminta masyarakat untuk mengungsi dari Khan Younis saat mereka memperluas operasi militernya, dan mendesak mereka untuk bergerak ke selatan menuju Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.
ADVERTISEMENT
Masing-masing pihak yang bertikai saling menyalahkan atas gagalnya gencatan senjata dengan menolak persyaratan perpanjangan pembebasan sandera harian yang ditahan oleh pejuang Hamas dengan imbalan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
'Neraka di bumi'
Asap mengepul di atas gedung-gedung selama serangan Israel di Jalur Gaza selatan, Jumat (1/12/2023). Foto: John MACDOUGALL / AFP
PBB mengatakan pertempuran itu akan memperburuk keadaan darurat kemanusiaan ekstrem di Gaza. “Neraka di Bumi telah kembali ke Gaza,” kata Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB di Jenewa.
“Hari ini, dalam hitungan jam, banyak orang dilaporkan tewas dan terluka. Keluarga-keluarga disuruh mengungsi lagi. Harapan pupus,” kata kepala bantuan PBB Martin Griffiths, seraya menambahkan bahwa anak-anak, perempuan dan laki-laki di Gaza “tidak punya tempat yang aman untuk pergi dan sangat sedikit untuk bertahan hidup”.
Jeda yang dimulai pada 24 November telah diperpanjang dua kali dan Israel mengatakan hal itu dapat berlanjut selama Hamas membebaskan 10 sandera setiap hari.
ADVERTISEMENT
Namun setelah tujuh hari – di mana perempuan, anak-anak dan sandera asing dibebaskan – para mediator gagal menemukan kesepakatan untuk membebaskan lebih banyak sandera.
Hind Khoudary dari Al Jazeera di Deir el-Balah di Gaza mengatakan tank-tank Israel tidak berhenti menembaki daerah tersebut dan kapal-kapal perang menyerang garis pantai Jalur Gaza.
"telah terjadi pemboman tanpa henti dalam 24 jam terakhir,” kata dia.
“Rumah-rumah menjadi sasaran. Setidaknya tiga masjid dihantam. Daerah di Jalur Gaza – utara, selatan, dan tengah, semuanya menjadi sasaran," sambungnya.
Para pejabat mengatakan Hamas membebaskan 110 sandera selama gencatan senjata – 86 warga Israel dan 24 warga asing – dengan imbalan total 240 tahanan Palestina. Pada saat yang sama, Israel menahan warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat dengan jumlah yang hampir sama.
ADVERTISEMENT