Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Israel Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata, Ogah Tarik Pasukan di Lebanon
18 Februari 2025 17:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Israel tetap menempatkan pasukan di lima titik di Lebanon selatan meskipun batas waktu penarikan telah berakhir.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan tentaranya tak akan ditarik sepenuhnya dan akan terus menindak kelompok Hizbullah.
“Militer Israel akan tetap berada di zona penyangga dengan lima posisi kontrol dan akan bertindak tegas terhadap pelanggaran Hizbullah,” kata Katz dalam pernyataan resminya, Selasa (18/2).
Gencatan senjata yang ditengahi AS dan Prancis, berlaku sejak November 2024, seharusnya diikuti dengan penarikan penuh pasukan Israel serta mundurnya Hizbullah ke utara Sungai Litani.
Namun, Israel tetap bertahan di beberapa titik yang diklaim sebagai posisi strategis.
Penarikan penuh pasukan Israel dari Lebanon seharusnya rampung pada 26 Januari 2025. Tapi dengan dukungan AS, Israel memperpanjang kehadirannya hingga 18 Februari.
Pemerintah Lebanon menganggap kehadiran sisa pasukan Israel sebagai bentuk pendudukan dan akan membawa kasus ini ke Dewan Keamanan PBB untuk mendesak penarikan penuh.
ADVERTISEMENT
“Lebanon berhak menggunakan segala cara yang diperlukan untuk memastikan Israel mundur sepenuhnya,” kata juru bicara kepresidenan Lebanon, seperti diberitakan Reuters.
Sementara itu, militer Lebanon telah dikerahkan ke desa-desa perbatasan dan wilayah yang ditinggalkan pasukan Israel.
Naqoura: Kota yang Hancur meski Gencatan Senjata
Di Naqoura, kota perbatasan yang menjadi salah satu titik konflik, warga kembali dengan keterkejutan melihat kehancuran yang ditinggalkan. Wali kota Abbas Awada, berdiri di depan rumahnya yang rata dengan tanah.
“Saya masih melihatnya seperti apa adanya,” ujarnya lirih kepada Al Jazeera.
“Mereka hanya ingin menghancurkan,” lanjutnya.
Rumah yang ia tinggali bersama istri dan dua anaknya selama 15 tahun itu hancur setelah serangan udara Israel.
Meski perang telah berhenti, serangan sporadis masih terjadi dan membuat banyak warga ragu untuk kembali.
ADVERTISEMENT
Menurut data Legal Agenda, hingga akhir Januari 2025, Israel telah melakukan lebih dari 855 pelanggaran gencatan senjata.
Organisasi ACLED mencatat lebih dari 330 serangan udara dan insiden penembakan sejak kesepakatan gencatan senjata berlaku.