Israel Pastikan Status Quo Masjid Al-Aqsa, Non-Muslim Hanya Diizinkan Berkunjung

25 April 2022 12:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga bersujud di luar masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem (5/10/2014). Foto: AHMAD GHARABLI/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga bersujud di luar masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem (5/10/2014). Foto: AHMAD GHARABLI/AFP
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid menegaskan Israel berkomitmen untuk menjaga status quo di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Komitmen ini bermaksud untuk melanjutkan izin bagi umat Muslim untuk beribadah di Al-Aqsa, serta larangan bagi orang-orang Yahudi untuk beribadah di tempat itu.
"Muslim berdoa di Temple Mount [istilah Yahudi untuk Masjid Al-Aqsa], sementara non-Muslim hanya berkunjung," kata Lapid pada Minggu (24/4/2022).
Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur merupakan tempat paling suci untuk agama Yahudi, dan ketiga tersuci untuk umat Muslim. Sebuah konvensi telah ditetapkan sejak lama bahwa orang-orang Yahudi dapat mengunjungi kompleks Al-Aqsa, namun dilarang untuk berdoa.
"Tidak ada perubahan. Tidak akan ada perubahan. Kami tidak punya rencana untuk membagi Temple Mount antar agama," lanjut Lapid.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid berbicara dalam upacara peresmian kedutaan besar Israel di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Foto: Shlomi Amsalem/Government Press Office/Reuters
Komentar ini ditetapkannya menyusul terjadi kekerasan di Israel dan wilayah Palestina, yang sampai sekarang telah menewaskan 38 orang sejak akhir Maret 2022. Ketegangan antar pihak kian memanas setelah bentrokan di Yerusalem, dan baku tembak antara Israel dan Jalur Gaza, demikian dilansir AFP.
ADVERTISEMENT
Amarah umat Muslim di Palestina dipicu ketika terjadinya kunjungan umat Yahudi ke kompleks Al-Aqsa saat Ramadhan. Umat Yahudi bahkan melakukan ritual keagamaan di sana.
Tindakan umat Yahudi memicu protes umat Islam. Protes direspons keras oleh aparat Israel yang menyebabkan ratusan umat Islam di Masjid Al-Aqsa terluka.
Para pengunjuk rasa Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Foto: Ammar Awad/REUTERS

Status Quo Kompleks Masjid Al-Aqsa

Meski konvensi lama telah menetapkan bahwa Al-Aqsa adalah tempat beribadah eksklusif untuk umat Islam, sejumlah pejabat dan militan Palestina curiga Israel akan mengkhianati perjanjian tersebut.
Mereka khawatir bahwa Israel akan membagi Masjid Al-Aqsa untuk umat Yahudi dan Muslim, seperti situs suci lainnya yang terletak di Hebron. Mereka telah menyuarakan kemarahan atas serangan berulang kali yang dimulai oleh pasukan keamanan Israel ke kompleks Masjid.
Pasukan keamanan Israel bergerak saat bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (15/4/2022). Foto: Ammar Awad/REUTERS
Namun, Lapid mengatakan bahwa kecurigaan itu meleset. Ia malah menuduh Hamas menjadikan Masjid Al-Aqsa sebagai pangkalan untuk para ekstremis yang bersenjata dan dilengkapi bahan-bahan peledak.
ADVERTISEMENT
Lapid turut menuding Hamas menghasut kerusuhan dan kekerasan. Hamas merupakan salah satu parpol di Palestina yang menguasai Gaza.
"Satu-satunya alasan polisi Israel memasuki Masjid dalam beberapa pekan terakhir, adalah untuk mengusir mereka (Hamas dan ekstremis)," tegas Lapid.
Ilustrasi Tentara Hamas. Foto: Mohammed Abed/AFP
Pada Minggu (24/4/2022), Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed, serta Raja Yordania Abdullah II bertemu di Kairo untuk membahas situasi di Yerusalem.
Para pemimpin dari tiga negara tersebut mendesak Israel untuk memulihkan ketenangan dan melestarikan status quo di Al-Aqsa; yakni, membiarkan Muslim beribadah di tempat itu tanpa ganggu gugat.
Ketiga negara ini memiliki hubungan diplomatik di Israel, dan menyerukan agar negara tersebut menghentikan tindakan-tindakan yang merusak prospek untuk solusi.
ADVERTISEMENT